PolitikTerbaru

Pengamat: Khofifah Jadi Kunci Utama Jokowi di Jawa Timur

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pilkada Jawa Timur diprediksi akan menjadi indikator nasional bagi seluruh partai politik dalam menimbang tokoh dan sosok yang akan bertarung pada Pilpres 2019 mendatang. Hal ini tercermin dari permintaan Partai Nasional Demokrat (NasDem) kepada calon gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk turut serta memenangkan Joko Widodo jika nanti menang di pemilihan gubernur Jawa Timur.

Dengan kata lain, ajang kampanye pemilihan gubernur Jatim berpotensi menjadi konsolidasi parpol pengusung Khofifah untuk sekaligus memenangkan Joko Widodo di Pilpres 2019.

Hal itu diungkapkan pengamat politik Unair Ziyad Falahi kepada NusantaraNews, Minggu (5//11/2017). “Di sisi lain, langkah PKB mengusung Syaifullah Yusuf tidak lain mengambarkan uji coba bagi PKB sebagai partai pemenang di Jawa Timur untuk menyusun kekuatan lokal dalam rangka mendorong Cak Imin yang dikabarkan dipasangkan sebagai wakil Joko Widodo,” kata dia.

Pertanyaanya kemudian, siapa tokoh yang bisa menjadi lawan setara sebagai cagub dan cawagub Jawa Timur dari kubu pengusung Prabowo?

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

“Kurang dimengerti, DPD Gerindra justru memunculkan Muklas Sidik yang merupakan mantan wakil KSAL dan ketua harian DPP Gerindra. Walaupun beliau tokoh nasional dan asli dari Jawa Timur, namun feature Pilkada Jatim berbeda jauh dengan Jakarta yang lebih liquid. Jika di Jakarta mood voters bisa berubah drastis setelah melihat figur baru, di Jatim sulit terjadi,” jelas Ziyad.

Ia menjelaskan, di sinilah letak pengalaman sang calon berinteraksi dengan tokoh, khususnya warga Jawa Timur, menjadi variabel penting. Terbukti, nama Khofifah muncul kembali meskipun pernah kalah dua kali.

“Mengingat pentingnya tradisi tersebut, maka nama seperti La Nyalla Mattaliti yang memiliki pengalaman berinteraksi dengan tokoh dan warga Jatim secara logika lebih bisa diunggulkan daripada nama baru seperti Muklas Sidik,” paparnya.

Menurutnya, nama La Nyalla tidak hanya potensial bagi poros Prabowo, tetapi juga poros SBY yang sudah dua kali mengalahkan Khofifah di Jawa Timur.

“Ironi dan sangat disayangkan jika SBY memohon posisi wakil dari Khofifah. Setelah AHY kalah telak di Jakarta, tidak menutup kemungkinan poros SBY akan bersama poros Prabowo menjadi lawan kuat untuk menandingi poros Mega-Muhaimin-Jokowi,” sebutnya. (ed)

Baca Juga:  Jamin Kenyamanan dan Keselamatan Penumpang, Travel Gelap di Jawa Timur Perlu Ditertibkan

Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews

Related Posts

1 of 52