NusantaraNews.co, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, industri perhiasan dalam negeri telah mampu bersaing di pasar internasional dengan desain dan produknya yang berkualitas unggul.
“Industri perhiasan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Sektor ini akan kami terus pacu pengembangannya karena padat karya berorientasi ekspor dan mempunyai daya saing yang kuat,” papar Airlangga.
Berdasarkan data tahun 2015, jumlah unit industri perhiasan dan aksesoris di dalam negeri mencapai36.636 perusahaan dengan nilai produksi sebesar Rp10,45 triliun. “Sektor ini menyerap tenaga kerja sebanyak43.348 orang dan menghasilkan devisa melalui ekspor sebesar USD3,31 miliar,” kata dia.
Oleh karena itu, Airlangga menyampaikan, pihaknya telah memfasilitasi penguatan kerja sama antara industri perhiasan dalam negeri dengan perusahaan jam tangan asal Swiss. Langkah sinergi bilateral ini diharapkan dapat berdampak positif bagi pengembangan IKM di dalam negeri. Pasalnya, industri perhiasan didominasi oleh sektor IKM yang tersebar di berbagai sentra pengrajin di Indonesia.
Airlangga juga mengatakan, prospek bisnis industri perhiasan di Indonesia masih cukup menjanjikan. Selain mulai membaiknya kondisi perekonomian nasional tahun ini, potensi pengembangan sektor ini juga didukung dengan populasi penduduk yang besar, pertumbuhan kelas menengah, dan faktor kultur masyarakat Tanah Air.
“Untuk jumlah industri perhiasan di Provinsi Jawa Timur, saat ini sebanyak 26 industri berskala besardan menengah, serta sekitar 1.854 industri berskala kecil yang tersebar di berbagai sentra industriseperti Surabaya, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Lumajang dan Pacitan,” papar Airlangga. Jumlah tenagakerja yang terserap mencapai 17.600 orang, yang berdampak pada meningkatnya ekonomi nasionalserta mengurangi kemiskinan.
Menperin menambahkan, industri perhiasan merupakan salah satu sektor andalan bagi Jawa Timur. Hal ini terlihat dari kontribusi nilai ekspor produk perhiasan yang mencapai USD 3,44 miliar atau sebesar 19,17 persen dari total ekspor non-migas di Jawa Timur. “Atau 64,42 persen dari total ekspor produk perhiasan nasional senilai USD 5,34 miliar,” ungkapnya.
Negara tujuan ekspor produk perhiasan terbesar dari Jawa Timur pada tahun 2016 adalah Swiss, Jepang, Singapura dan Hongkong.
“Namun, negara pesaing utama ekspor produk perhiasan Jawa Timur di pasar internasional datang dari Belgia, Israel, Inggris dan India untuk perhiasan batuan permata dan negara Italia, Tiongkok, Swiss dan Thailand untuk produk perhiasan logam mulia,” tutur Airlangga.
Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman