Ekonomi

Kemenperin Tumbuhkan Wirausaha Baru Kalangan Santri di Purwakarta

Kemenperin Tumbuhkan Wirausaha Baru Kalangan Santri di Purwakarta
Kemenperin Tumbuhkan Wirausaha Baru Kalangan Santri di Purwakarta. (Foto Dok. NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) berupaya menumbuhkan wirausaha baru di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Jawa Barat, melalui Program Wira Usaha Baru (WUB) Santri Bidang Industri.

“Pada tahun ini, Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri, dimana potensi yang dimiliki pondok pesantren dengan jumlah santri lebih dari 4.000 orang dan sudah memiliki unit bisnis di bidang percetakan, konveksi, peternakan ikan dan pertanian,” kata Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih dalam siaran persnya, Rabu (9/7/2019).

Gati menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan pada peresmian Program Penumbuhan Wirausaha Baru di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah, Sragen.

Gati menjelaskan, program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di pondok pesantren Al-Muhajirin Purwakarta diberikan dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin/peralatan produksi roti.

“Terdapat 100 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus pondok pesantren pada kegiatan bimbingan teknis ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Baca Juga: Sejumlah Pengusaha Indonesia Kunjungi Israel Jajaki Kerja Sama

Dalam kegiatan tersebut diawali dengan materi kewirausahaan yang diikuti 100 orang peserta. Sedangkan untuk materi teknis produksi pengolahan roti, GMP dan Kemasan diikuti oleh 20 orang peserta sampai dengan tanggal 13 Juli 2019.

Pada kesempatan itu, selain kegiatan bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin/peralatan produksi roti yang berjumlah 15 jenis terdiri dari mesin produksi hingga kemasan

Fasilitasi mesin/peralatan produksi roti kami berikan kepada pondok pesantren dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru dari pondok pesantren.

Program santripreneur oleh Ditjen IKMA pada tahun 2013 hingga tahun 2018 telah membina sebanyak 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan dan minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim dan seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair,” kata dia.

Baca Juga:  Anton Charliyan Gelar Giat Rutin Berkah Ramadhan Kepada Para Jompo, Anak Yatim, Santri, dan Rekan Media di Priangan

Gati memaparkan, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. Ia menilai pesantren memiliki  peran sebagai Agent of Development yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri.

Dari total 28.961 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

“Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun,” tandasnya.

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,065