NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Memperingati hari lahirnya Presiden RI pertama Soekarno yang ke 116, konsep berbangsa dan bernegara kini kembali diuji ditengah memanasnya politik nasional. Terkait isu suku, ras, dan agama isu radikalisme maupun isu komunisme.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengatakan, Soekarno merujuk pada filsuf Rene Descartes yang mendifinisikan bangsa sebagai sekelompok orang yang punya mimpi sama secara bersama-sama.
Telaah: Konsepsi Kesatuan Nasional Soekarno
“Mimpi masyarakat Pancasila sekaligus sebagai guiding star dan norma dasar untuk mencapai mimpi tersebut,” ujar Eva dalam pesan singkat kepada Nusantaranews.co, Selasa (6/6/2017).
Menurutnya fungsi konsep itu masih relevan di masa kekinian. “Mengingat kita berbhinneka maka kesamaannya dalam perbedaan tersebut ya mimpi Pancasila tersebut,” kata anggota Komisi XI DPR ini.
Baca: Konsensus Spirit Bangsa ala Soekarno
Untuk diketahui, Rene Descartes adalah tokoh dunia asal Prancis ini memang sering dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern karena pemikirannya yang menjadi inspirasi banyak filsuf di masa – masa setelahnya.
Descartes diakui sebagai salah seorang pemikir yang paling berperan dan berpengaruh dalam sejarah Eropa modern. Ungkapan cogito ergo sum atau aku berpikir maka aku ada menjadi ciri khas darinya.
Simak: Susaningtyas: Soekarno Meramalkan, Musuhmu Kelak Bangsamu Sendiri
Pemikiran Descartes didasarkan pada apa yang sekarang disebut sebagai “rasionalisme kontinental” yang pernah sangat tertanam di sanubari alam pikiran dunia Barat pada abad ke-17 dan 18.
Telaah: Ngaji Bangsa, Ngaji Negara Kepada Putra Sang Fajar
Pewarta: Richard Andika
Editor: Achmad Sulaiman