NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Bumi Reyog Ponorogo, Jawa Timur kembali dihebohkan penemuan mayat seorang laki-laki, Minggu (7/5/2017) sekitar pukul 20.00 WIB malam. Mayat itu bukan merupakan korban bencana tanah longsor Ponorogo tetapi mengambang di sungai Dukuh Jaten, Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Ponorogo.
Informasi dari Kasubag Humas Polres Ponorogo, AKP Sudarmanto, mayat teridentifikasi bernama Yadi (60 th) warga Dukuh Jaten, RT. 005, RW. 005, Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Ponorogo. “Pada hari Sabtu, tanggal 6 mei 2017, sekira pukul 16.00 WIB, korban pergi meninggalkan rumah oleh keluarga dikira bermain ke rumah tetangga, sampai pagi hari korban tidak pulang ke rumah,” papar AKP Sudarmanto, Senin (8/5/2017) pagi.
Dia juga menjelaskan diketahui saat ini Korban mengalami keterbelakangan mental dan tuli bawaan lahir. “Kemudian paman Korban bernama Toiran menayakan kepada orang tua korban, karena khawatir dari kemarin tidak pulang takut kelaparan, selanjutnya Toiran melaporkan kejadian tersebut ke perangkat Desa Karangan,” tambahnya.
Lebih lanjut AKP Sudarmanto menerangkan mengetahui ada warga hilang, perangkat desa bersama warga masyarakat Dukuh Jaten berusaha mencari korban, karena kebiasaan korban sering mandi di sungai warga berusaha menyusuri sungai di Dukuh Jaten, Desa Karangan. “Hingga pukul 20.00 WIB, warga menemukan korban dalam keadaan sudah meninggal dunia dalam keadaan mengapung tengkurap di sungai Dukuh Jaten, Desa Karangan,” imbuhnya.
Setelah menemukan korban mengambang di sungai, perangkat desa kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Desa dan ke Polsek Badegan. “Anggota Polsek Badegan mengevakuasi korban dan melakukan pemeriksaan luar bersama dokter puskesmas Badegan,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Diduga korban saat mandi terpeleset ke kedalaman air karena korban tidak bisa berenang,” jelasnya.
Pihak Polsek Badegan akhirnya menyerahkan mayat korban kepada ahli waris guna dilakukan pemakaman di TPU Desa Karangan. “Jenazah langsung dimakamkan,” tukasnya.
Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Achmad Sulaiman