Budaya / SeniPuisi

Syekh Siti Jenar dan Gus Dur Berwajah Cinta – Puisi Abdul Wachid B.S.

Syekh Siti Jenar dan Gus Dur Berwajah Cinta | Ilustrasi SelArt/ NUSANTARAnews
Syekh Siti Jenar dan Gus Dur Berwajah Cinta | Ilustrasi SelArt/ NUSANTARAnews

BERSAMA KASIH SAYANG

air mengasihi akar
akar mengasihi pohon
pohon mengasihi ranting
ranting mengasihi dedaunan
dedaunan mengasihi buahbuahan

buahbuahan mengasihi seorang bocah
seorang bocah mengasihi ayah
ayah mengasihi ibu
ibu mengasihi harapan
harapan mengasihi doa
doa mengasihi tengadah tangan
tengadah tangan mengasihi udara
udara mengasihi awanawan
awanawan mengasihi biru langit
biru langit mengasihi malaikat
malaikat mengasihi para nabi
para nabi mengasihi para rasul
para rasul mengasihi kanjeng nabi muhammad
shalallah alaihi wassalam

kanjeng nabi mengasihi allah
allah mengasihi sifatnya
sifatnya mengasihi namanamanya
namanamanya mengasihi ciptaannya
ciptaaannya mengasihi cahaya
cahaya mengasihi cahaya yang pertama
cahaya yang pertama mengasihi kanjeng nabi
kanjeng nabi muhammad mengasihi umatnya

yogyakarta, 8 januari 2016

GUS DUR BERWAJAH CINTA

berkatalah dengan bahasa
tetapi ia akan berhenti kepada suatu jalan
dan kebingungan kemanakah arah
pulang?

kau aku tersesat di sebuah muara
ada banyak sungai bertemu
dan lautan maha luas menambah
hilangnya semua arah

kau aku di muara itu
bertemu dengan seorang yang
bergantiganti wajah

dia pembela kaum tertindas
dia pendukung kaum minoritas

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

dia yang humanis
yang pluralis
yang nasionalis
dia sangat kritis

dia yang demokrat sejati
yang kontroversi
yang sulit dipahami

dia yang nyeleneh
tetapi dia juga sederhana

lalu kau aku diajaklah berjalan
menyusuri tepian pantai
lalu kau aku tampaklah heran
mengapa tidak ada ikan?

yang ada justru bunga dan taman
di tengahnya jalan sunyi para kekasih
di ujungnya ada sebuah hati yang
bernama Sinta Nuria

lalu kau aku diajaklah berjalan
menyusuri tepian pantai
lalu kau aku bertambah heran
dari manapun kau aku pulang memandang

Gus Dur berwajah cinta

yogyakarta, 23 juli 2001-23 juli 2016

Syekh Siti Jenar dan Gus Dur Berwajah Cinta | Ilustrasi SelArt/ NUSANTARAnews
Syekh Siti Jenar dan Gus Dur Berwajah Cinta | Ilustrasi SelArt/ NUSANTARAnews

SEBAGAI KEKASIH

ingin kutuliskan puisi yang
seadanya tanpa lipstik katakata
tanpa metafora tanpa bungabunga bahasa

setiap makhluk punya cinta
punya pandang keindahan
punya pengalaman kenikmatan yang
katakata selalu tak mampu mewadahinya

jiwa yang tenang
bagai telaga
segala dan semua tercermin sempurna
di kedalamannya

sebagai puisi
nyaris seperti kitab suci
bahasa dalam keterbatasan pengetahuan
mengatakannya dengan kata

dan cinta kau aku terus saling
melengkapkan seperti puisi yang
tak tahan ingin dituliskan

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

yogyakarta, 14 februari 2016

Baca: Kasidah Cinta dan Syi’iran Sunan Bonang

SYEKH SITI JENAR

sebuah cinta di dalam puisi
mengingatkanku kepada penciptaan kali pertama
ketika ia sendirian merekareka sunyi
belumlah ada namanama

sebuah cinta di dalam puisi
mengingatkanku kepada mimpi indah kali pertama
ketika aku sendirian merekareka arti
belumlah ada maknamakna

sebuah cinta di dalam puisi
mengingatkanku kepada mataair bengawan
ketika ia menggemericik dari puncak pegunungan
sesampainya di muara menjelma menjadi

banjir bandang yang
menenggelamkan aku
ke dalam samudera makrifat cinta
sekaligus hujatan sepanjang usia

yogyakarta, 7 februari 2016

Simak:
Mencari Puisi di Tahun Baru
Sumpah Buruh, Aku Air Mata
Riwayat Yaman Wulung dan Kecubung Wulung
Sekuntum Senyum dan Rindu yang Meluapluap

 

Abdul Wachid B.S | Dokumentasi Pribadi
Abdul Wachid B.S | Dokumentasi Pribadi

Abdul Wachid B.S., lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya (1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron (2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).

Website: www.wachid.8m.com; E-mail: a[email protected] dan [email protected]; Twitter @abdulwachidbs; Facebook: www.facebook.com/abdulwachidbs

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124