Budaya / SeniPuisi

Pembakaran Shinta – Puisi Setiyo Bardono

MEMANDANG RUMPUN PISANG

Pupus daun pisang masih menggulung tubuhnya. Tersimpan rahasia mengapa laju kereta tertahan lama. Penantian kembali meletupkan tanya.

Hijau daun yang beranjak dewasa membentangkan buku terbuka. Lembaran kosong dengan garis-garis selempang rel kereta, menunggu derak rangkaian kata. Siapa mau mengabadikan luka?

Tak sempat kereta menulis jawaban dan kata-kata penghiburan, penantian yang beranjak tua tercabik-cabik angin ketidakpastian. Keluh kesah berceceran di lantai kereta.

Pupus daun pisang tegak lurus menunjuk angkasa, memandu mata menemu jawaban sejatinya di atas sana. Namun, dalam kehidupan tergesa, adakah yang mau sedikit meluangkan waktu mengurai makna?

KRL Commuter Line, 4 Maret 2016

Simak: Badut Masha Menuju Ibukata

PEMBAKARAN SHINTA

Mengapa kereta batubara berangkat lebih dulu,
segenap tanya menyesaki pemberhentian laju.

Mungkinkah batubara harus lekas menyerahkan tubuhnya
ke dalam tungku pembakaran, demi menyalakan pijar kehidupan.

“Tak akan kuserahkan tubuh pada angkuh kota!”
teriak perempuan yang mengenggam bara.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Shinta memasrahkan dirinya di tepi nyala api
demi membuktikan kesucian hati.

Ribuan kera berdesakan di tubuh kereta
berharap lekas menggapai jantung ibukota.

Mungkin hendak menyelamatkan Shinta,
atau demi menjaga kehormatan dirinya.

KRL Commuter Line, 5 Maret 2016

Baca Juga:

Simak di sini: Puisi Indonesia

*Setiyo Bardono, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124