TEATER KECIL
dengan teh dan sepotong roti bakar setiap pagi
kau hidangkan hatimu
kuhadangkan hidupku
untukmu
mari, jadikan hari ini lebih berhati
ingatan cinta kau aku menjadi abadi
yogyakarta, 23 januari 2016
RINDU YANG MELUAPLUAP
mengapa yang kurasakan
rindu yang meluapluap
padahal cintaku padamu ya nabi
belum lagi kuterjemahkan
ketika ibu bapak
memberi kebaikan dengan cinta
tidak perlu bertanya untuk apa
kebaikan ibu bapak
memberi ruang kepercayaan
cinta tidak perlu bertanya untuk apa
kebaikan ibu bapak
hanyalah secercah cahaya
cinta yang mereka terima darimu
ya rasul
mengapa yang kurasakan
rindu yang meluapluap
setiap kupandang kebaikan
setiap kusaksikan keindahan
cintaku kepadamu ya habib
tidak terlalu perlu diterjemahkan
cukuplah bagiku kurasakan
pada setiap tarikan nafasku
rindu yang meluapluap
airmata membasuh hatiku yang
selalu berdebu yang
selalu berdebu
yogyakarta, 14 januari 2016
SEKUNTUM SENYUM
sekuntum senyum yang
kau megarkan di setiap bangun tidurmu
menarik kupukupu untuk mencium
aroma wewangian pagi yang ranum
apakah kau ditakdirkan selalu tersenyum manis?
bila di dalam buah manggis tidak ada tangis
yang ada hanya rasa kecutkecut manis
tetapi di dalam senyum kau hirup nafas dunia mulai lega
maka menyapalah setiap jalan yang
kau lalui dengan hati yang
sesegar senyuman di kedua belahan bibirmu yang
warna merah siam bening
dan ketika matahari menyinarinya
cahaya kata dari bibir itu benarbenar
megah mekar
seperti mawar
yogyakarta, 15 januari 2016
Baca Juga:
- 5 Puisi Cinta Paling Menggairahkan Karya Rendra buat Sunarti
- Merinding, Ini Puisi-Puisi Kematian Karya Penyair Indonesia
- Enam Puisi Natal Penebar Damai di Bumi
Simak di sini: Puisi Indonesia
Abdul Wachid B.S., lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.
Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya (1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron(2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).
Website: www.wachid.8m.com; E-mail: [email protected] dan [email protected]; Twitter @abdulwachidbs; Facebook: www.facebook.com/abdulwachidbs