Wacika
ranting mawar di gerbang
akan disentuh bila tak berduri
kupu-kupu takkan terluka sayapnya
kala mengitari wangi kelopak
wacika yang wicaksana
adalah cahaya hangat di dingin pagi
bias pelangi di tengah rintik
angin sepoi di derai keringat
adalah biru
adalah hijau
maka amarah di ujung jarum
patahkanlah
Rindu Kerabat
adakah tersisa
satu keikhlasan masa kecil
ketika kita membentuk barisan
serupa cerita dalam novela
adakah lagi
garis-garis di pohon kelor
ketika mengukur tinggi badan
di tiap kenaikan kelas
adakah lagi
jemari yang saling membelit
ketika orang-orang sibuk dengan hidupnya sendiri
mengukir garis-garis ketinggian hati
Di Pangkal Pagi
berdiri di pangkal pagi
mengintip ranting matahari
merambat ke tiap celah bumi
kaki ingin menapak butir pasir
membiarkan angin laut mengembun di telinga
menyabit garis-garis yang ditinggalkan ombak
patahan karang yang terabaikan
berbisik pada pasir hitam-legam:
ada yang tengah merindukan kita
kaulah kue tar untuknya
dan akulah lilin
di pangkal pagi
wanita hamil merendam perutnya
rambutnya panjang tergerai
kain di tubuhnya mengembung
menjaring gulungan ombak pagi hari
*Eny Sukreni, lahir di Pemenang, Lombok Utara, 24 Agustus 1987. Menyelesaikan pendidikan tinggi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP Hamzanwadi. Puisi-puisinya antara lain terbit di surat kabar Media Indonesia, Indo Pos, Riau Pos, Banjarmasin Post, dan Suara NTB.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].