Puisi

Wacika, Rindu Kerabat di Pangkal Pagi – Puisi Eny Sukreni

Wacika

ranting mawar di gerbang
akan disentuh bila tak berduri
kupu-kupu takkan terluka sayapnya
kala mengitari wangi kelopak

wacika yang wicaksana
adalah cahaya hangat di dingin pagi
bias pelangi di tengah rintik
angin sepoi di derai keringat
adalah biru
adalah hijau

maka amarah di ujung jarum
patahkanlah

Rindu Kerabat

adakah tersisa
satu keikhlasan masa kecil
ketika kita membentuk barisan
serupa cerita dalam novela

adakah lagi
garis-garis di pohon kelor
ketika mengukur tinggi badan
di tiap kenaikan kelas

adakah lagi
jemari yang saling membelit
ketika orang-orang sibuk dengan hidupnya sendiri
mengukir garis-garis ketinggian hati

Di Pangkal Pagi

berdiri di pangkal pagi
mengintip ranting matahari
merambat ke tiap celah bumi

kaki ingin menapak butir pasir
membiarkan angin laut mengembun di telinga
menyabit garis-garis yang ditinggalkan ombak

patahan karang yang terabaikan
berbisik pada pasir hitam-legam:
ada yang tengah merindukan kita
kaulah kue tar untuknya
dan akulah lilin

di pangkal pagi
wanita hamil merendam perutnya
rambutnya panjang tergerai
kain di tubuhnya mengembung
menjaring gulungan ombak pagi hari

Eny Sukreni
Eny Sukreni

*Eny Sukreni, lahir di Pemenang, Lombok Utara, 24 Agustus 1987.  Menyelesaikan pendidikan tinggi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP Hamzanwadi. Puisi-puisinya antara lain terbit di surat kabar Media Indonesia, Indo Pos, Riau Pos, Banjarmasin Post, dan Suara NTB.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124