Nomor Satu
Asap rokok yang mengepul berantakan
kian selaras dengan perasaan
gaduh hati siang malam
memberontak nasib kelam
akibat tragedi penghianatan yang menikam
Tiada hirau bahkan risau
senda-gurau kacau balau
walau itu dari engkau
tak lagi aku terpukau
Adakah pengkhianat terhormat?
Akankah penghianat selamat?
Kutanya padamu
jika kau tahu
daftarkan aku nomor satu!
Annuqayah, 2019 M
Si Otak Udang
Merapatlah kawan!
akan kuceritakan pada kalian
tentang si Otak Udang
yang sedang mengalang kita
dengan enam sembilan pendapatnya
Perhatikan kawan!
aku sanjung ia melinglung
aku humoris ia apatis
aku berpendapat ia merampat
bahkan,
aku bersalah ia membacah
Ketahuilah kawan!
bahwa ia hanya mengali
badan kekar yang ia miliki
tak sehebat udang-udang sepanjang kali
“Robohkan!”
Annuqayah, 2019 M
Harap II
Setelah kupandang kepastian di ranum senyummu
putus asa luar biasa, binasa
segenap derita nyata, rata
bahkan padam segala bara
Jujur aku lumpur yang masyhur
jarang tafakur sering takabur
namun setelah mabrur memilikimu
sehimpun kufur telah aku lebur ke laut syukur
Aku tak ingin kau lenyap, Habibah
di antara celah sunyi-diksi
hingga metafor-metafor menjadi saksi
akan trauma yang sempurna
Annuqayah, 2019 M
Mantra Sang Mau
Mau
Mau
Aku mau itu
Mau
Mau
Kau tak mau
Mau
Mau
Kau mau itu
Mau
Mau
Aku itu mau
Mau
Mau
Aku mau itu kau
Mau
Mau
Kau tak mau itu aku
Mau
Mau
Tetap itu mau aku
Annuqayah, 2019 M
Dungu
“Jangankan bangunku
tidurpun aku terluka karenamu”
gumam kalbu selalu
Hai kamu
lihatlah diriku yang dungu!
merindu walau tak dirindu
pasrah kendati terjajah resah
dan yang lebih nyata
adalah mencinta yang tak ingin dicinta
Apakah ini cobaan
dalam maju dan bertahan?
atau malah peringatan
agar mundur dan terkalahkan?
Aku simalakama
antara dua hal yang sama
maju kena, mundur kena
haruskah aku bijaksana?
Annuqayah, 2019 M
Rembulan Menjelmamu
Rembulan menjelmamu
tak urung membakar nafsu
menjadikannya batu-batu rindu
di otak belakangku
Rembulan menjelmamu
membuatku termangu dungu
tak hiraukan lagi kasur sepi
tempat meniti mimpi
kendati tak bertepi
Rembulan menjelmamu
maka izinkan aku menjadi bintang
walau memancar tak terang
hanya harapku sinarmu berlapang
pada kalbu yang gersang
Annuqayah, 2019 M
Riwayat penulis: An-Naufil, Santri asal Silo – Jember yang sedang mengaji di PP. Annuqayah daerah Lubangsa Guluk-guluk Sumenep Jawa Timur sekaligus tercatat sebagai Mahasiswa Smt. V PBA Pa. Instika. Penulis bisa dihubungi melalui Fb: Guz Naufil atau email: [email protected]