NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat militer Susaningtyas Kertopati angkat suara terkait dipilihnya Jenderal (Purn) Fachrul Razi sebagai Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin periode 2019-2024.
“Menurut saya, Fahrul Rozi cukup bagus asalkan punya komitmen perangi radikalisme, karena terorisme, intoleransi, radikalisme dan organisasi-organisasi terkaitnya itu sesungguhnya bukan hanya urusan TN, Polri, BIN dan BNPT saja tetapi juga Kementerian dan Lembaga lain seperti Menag, Mensos dan Mendikbud,” kata dia saat dihubungi redaksi, Jakarta, Rabu (23/10) malam.
Menurut dia, dipilihnya Fachrul Razi sebagai Menteri Agama merupakan terobosan baru. “Semoga menjadikan keseimbangan baru yang positif untuk bangsa,” tuturnya.
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menjelaskan bahwa meningkatnya eskalasi ancaman keamanan tergantung dari keberhasilan pranata hukum menyelesaikan kegaduhan politik yang tengah marak. Secara kekinian, kata dia, TNI-Polri harus menjaga tertatanya dengan baik mulai dari integrasi sistem informasi, interoperabiliti sistem informasi hingga komposabiliti sistem informasi.
Baca juga: Fachrul Razi Jadi Menteri Agama, PBNU Sebut Para Kiai di Daerah Nyatakan Kekecewaan Bernada Protes
“Semua itu agar informasi perkembangan keadaan yang ada dapat terintegrasi dan diterima dengan tepat dan cepat oleh prajurit utamanya yang berada di lapangan sehingga tak ada kesalahpahaman,” terang Nuning.
Sekadar menambahkan, Nuning mengingatkan harus diwaspadai masuknya kekuatan proxy dan hibrida yang bisa saja hadir memperkeruh keadaan dengan mengadu domba antar anak bangsa melalui informasi yang bersifat hoax, bahkan post truth.
“Ini bahaya sekali karena masyarakat cenderung percaya kepada hal yang sesuai selera dan kepentingannya,” imbuhnya.
Kemudian, tambah dia, TNI-Polri juga harus bahu-membahu menghadapi situasi tersebut, bahkan pelibatan masyarakat menjadi suatu keniscayaan.
“Hal ini sangat penting, terlebih bila ada penyusupan teroris dari kelompok radikal. Sebagai catatan, radikalisme itu bukan hanya dari kalangan muslim saja tetapi dari agama lain juga memiliki probabilitas yang sama,” jelasnya. (eda)
Editor: Eriec Dieda