NUSANTARANEWS.CO – STARLINK, akses internet murah berkecepatan 10Gbps. SpaceX telah meluncurkan roket Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida yang membawa 60 satelit Starlink pada musim panas 20 Mei 2019, setelah dua kali mengalami penundaan. Menurut SpaceX, satelit-satelit yang dikirim ke ruang angkasa itu telah berfungsi dengan baik, sementara tiga lainnya terputus koneksinya dengan Bumi. Space X juga melaporkan bahwa 45 satelit telah mencapai posisi orbit yang diinginkan yaitu 550 kilometer (342 mil).
Di saat Indonesia sibuk memperingati hari Kebangkitan Nasional, Space X telah meluncurkan “Proyek Starlink” yang akan memberikan akses internet murah berkecepatan tinggi kepada seluruh umat manusia di planet Bumi. That’s the end-game. Akhir permainan.
Proyek Starlink mulai digarap sejak tahun 2015 dalam upaya mengembangkan jaringan internet global berbiaya rendah dan berkinerja tinggi. SpaceX sendiri dilaporkan telah mengumpulkan dana hingga lebih dari US$ 500 juta untuk meluncurkan 12.000 satelit yang masing-masing berbobot 227kg. Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya sedikitnya US$ 10 miliar
Jaringan internet global ini diharapkan dapat beroperasi setelah setidaknya 800 satelit menempati posisi akhirnya di orbit Bumi dari 12.000 satelit yang direncanakan oleh SpaceX. Untuk mengakses Starlink, nanti kita cukup membeli perangkat penerima seukuran kotak Pizza seharga US$ 200.
Untuk meningkatkan konektivitas ke permukaan, jaringan besar stasiun berbasis darat juga diperlukan. Jadi walaupun 12.000 satelit terdengar sangat banyak, itu hanya sebagian kecil dari infrastruktur yang harus dibangun oleh SpaceX.
Tujuan utama Proyek Starlink adalah menempatkan sekitar 8.000 satelit yang mengorbit 500 km di atas Bumi, dan 4.000 sisanya mengorbit jauh lebih tinggi, sekitar 1.200 km. Satelit Starlink menawarkan akses kecepatan hingga 10Gbps, yang lebih cepat daripada internet serat optik. Untuk menggunakan Starlink Anda cukup membeli perangkat penerima seukuran kotak Pizza seharga US$ 200.
Jika SpaceX mampu memberi akses kecepatan hingga 10 Gbps untuk setiap orang, maka Starlink akan menjadi penyedia jasa layanan internet “raksasa” di planet ini. Bayangkan bila saat ini baru 3,5 milyar orang yang memiliki akses internet. Tidak mengherankan bila Elon Musk begitu bersemangat dengan visinya.
Dengan mengeluarkan biaya US$ 10 miliar untuk Proyek Starlink, SpaceX mengharapkan dapat memperoleh penghasilan US$ 30 miliar per tahun pada tahun 2025. Oleh karena itu keberhasilan Starlink sangat penting bagi rencana Elon Musk untuk pergi ke Mars. (Agus Setiawan)