Puisi

Mata Bening Najwa

mata bening najwa, najwa, puisi najwa, kumpulan puisi, puisi bj akid, bj akid, penyair indonesia, sajak bj akid, nusantaranews
Mata Bening Najwa. (Foto: Ilustrasi/IST)

Mata Bening Najwa

Malam itu telah kutemukan rindu
Bersama bongkahan batu
Dan araoma rindu yang bisu

Sebelum angin menyapa rambutmu
Sebelum hujan membasahi ingatanmu
Aku telah sampurna bertahan
Dari bening matamu yang kusam

Mungkin sewaktu-waktu
Kebeningan matamu akan segera tau
Bahwa yang pernah engkau pandang
Kenangan akan selalu bertandang

Seperti tawarnya hujan di pedukuhan
Angin dan daun selalu berlambayan
Mengikuti kesepakatan bayangan
Sebelum mata beningmu mualai memandang

Geddung kona 2018

Jauh Sebelum Luka

Ketika purnama bermalam di alismu
Kutemukan angin-angin semakin sayu
Merayu diding rindu
Sebagai nasib yang tak menentu

Memang hujan yang selalu berkhianat
Ketika perjuangan berakhir laknat
Membawa harapan dan perasaan gagal abadi
Pada sebuah keyakinan menuju pasteri

Hantarkanlah beberapa doa
Untuk menentukan kebimbangan rasa
Karna di balik tatapan malam
Aku selalu berdiang melawan bayang

Geddung kona 2018

Kedai Kopi

Di hadapan kedai kopi
Aku belajar merayu sunyi
Perempuan-perempuan belajar menata aksara
Dengan tatapan yang sangat menyiksa

Asal kau tau…
Sebelum hujan turun
Di sana semua peragraf turun-temurun
Mempertahankan arah pandang
Dari berbagai nasib yang tak di undang

Di hadapan kedai kopi
Sepertinya aku tak pernah pandai meramal puisi
Mereka-mereka membawa sebungkus musim
Untuk di singgahkan ke kota dingin

Sepertinya aku sudah lupa jalan pulang
Siang menutupinya dengan kesetiaan
Tapi aku masih ingat tentang bayang
Yang membawa nasip cepat berdiang

Istana tunggal, 2018

Pelangi Awal Bulan

Seketika pancaroma mengusik pada mata
Aku lihat irisan pelangi begitu menyiksa
Memancarkan cahaya yang berbeda-beda
Dalam asingnya rasa dan cinta

Bukan awan yang sedang bersendiwara
Dan bukan pula angin yang menyapa
Terhadap dingin hujan pedukuhan
Yang membawa aroma kemarau mulai menghilang

Habiskan air tawar yang berada di sumur tua
Agar kesedihan warna pekatmu tak lagi menyala
Sebab dalam deraian hujan ini
Masih kusaksikan jarak pertempuhan yang tak bertepi

Geddung kona 2018

 

Baca juga: Di Perbatasan Rindu, Puisi BJ Akid

 

BJ Akid, lahir di Pasongsongan Sumenep, Madura. Ia menulis puisi dan cerpen. Saat ini masih tercatat sebagai santri Pondok Pesantren Annuqayah. Dan menjadi Ketua Komunitas Laskar Pena PPA Lubtara, sekaligus Pengamat Literasi di Kumunitas Surau Bambu dan SMK Annuqayah.

Related Posts

1 of 3,087