NUSANTARANEWS.CO –Hizbullah melakukan persiapan perang jangka panjang untuk melawan Israel. Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah telah melangsungkan pertemuan dengan para komandan militernya minggu ini, dimana Hizbullah melakukan persiapan perang guna menghadapi serangan mendadak Israel pada musim panas ini. Untuk itu, pemimpin kharismatik ini meminta kepada seluruh komandan dan pasukannya untuk berbagi informasi serta memberi pengarahan kepada orang-orang di desa dan kota-kota di mana Hizbollah beroperasi. Hizbullah melakukan persiapan perang ini demi mengurangi kerusakan sipil yang lebih luas.
Sayyed Nasrallah juga mempersiapkan para komandannya akan kemungkinan terburuk pembunuhannya dan pemutusan garis komando pertama jika terjadi perang. Oleh karena itu, Sayyed mengingatkan mereka tentang strategi perang yang telah dilatih selama ini. Dengan kata lain, Sang Sayyed telah mengambil langkah-langkah dan prosedur darurat jika kasus ekstrem ini terjadi.
Seperti dikatakan Sayyed, “Bisa saja seluruh kepemimpinan tingkat pertama terbunuh, termasuk saya. Tapi, kematian beberapa tokoh kunci tidak akan menjadi akhir Hizbullah, karena partai tidak bergantung pada individu tetapi lebih kepada seluruh masyarakat yang merupakan bagian penting dari keberadaannya,” kata Sayyed Nasrallah dalam pertemuan tersebut.
Baca: Bagaimana Bila Terjadi Perang Lebanon Jilid III Antara Israel dan Hizbullah?
Tidak ada keraguan bahwa Israel akan segera memulai perang meskipun indikasi perang seperti tahun 2006 belum terlihat. Namun, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sedang mempersiapkan dirinya. Nasrallah percaya bahwa Netanyahu akan menyerang Hizbullah setelah selesai menyusun pemerintahannya. Apalagi, Israel belum tentu mendapatkan dukungan Washington seperti yang dilakukan oleh Presiden Trump.
Hizbullah sendiri sudah lama mempersiapkan arsenalnya, termasuk rudal-rudal jelajah untuk melangsungkan perang panjang melawan Israel dan memastikan bahwa tidak ada platform rudal yang ditempatkan dekat fasilitas sipil guna menghindari korban dan kerugian finansial.
Baca: Jika Pecah Perang, Hizbullah Mampu Menyerang Israel Dengan 1.000 Rudal Sehari
Sayyed Nasrallah percaya bahwa Netanyahu telah belajar banyak bagaimana menghilangkan ancaman terhadap Israel. Di bawah kepemimpinannya, Israel menjadi lebih agresif dan ofensif. Setiap kali mendengar pengiriman senjata canggih, Israel segera membomnya tanpa mempedulikan konsekuensinya.
Netanyahu telah berkali-kali membom gudang dan pabrik senjata di Suriah untuk melumpuhkan militer Suriah. Tidak hanya itu, Netanyahu sekarang hidup di dunia di mana kekuatan militer Arab telah dihancurkan. Bagi Israel, hari ini, satu-satunya ancaman nyata adalah Hizbullah.
Di tengah ketegangan yang mencekam, pasukan Hussein Nasrallah terus memantau pergerakan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut, mengingat dukungan penuh Washington terhadap kebijakan Israel belakangan ini.
Baca: Israel Siap Perang Mengalahkan Hizbullah di Lebanon
Kemenangan Netanyahu dalam pemilu Israel merupakan berkah tersendiri baginya. Selain mendapat dukungan tak terbatas dari AS, Netanyahu juga mendapat dukungan dari dunia Arab. Bukan itu saja, dalam kancah global, Israel berhasil memojokkan Hizbullah sebagai organisasi teroris. Sementara Iran berhasil dikucilkan di dunia Arab.
Melihat situasi mutakhir tersebut, Hizbullah pun melakukan persiapan perang jangka panjang dengan Israel. Ratusan wilayah telah dikosongkan dan ditinggalkan di seluruh negeri. Kepemimpinan militernya telah didistribusikan dan didelegasikan, sedangkan rencana cadangan telah disiapkan untuk skenario yang paling buruk. (Agus Setiawan)
Artikel Terkait: