Puisi Riko Fernanda
SAJADAH SUBUH
Kedinginan yang menghujam raga ini
Kesunyian yang membisukan ruang dan waktu
Seakan menjeruji hati yang masih terbelenggu
Memang semuanya dimulai dari itikad
Raga ini harus diajak terbangun
Mata ini harus berani melawan
Melawan fase yang sangat membungkus jiwa
Memang langkah bayangmu akan di temani lampu jalan
Lampu jalan kebenaran yang membawamu ke nirwana
Sajadah shubuh yang setia
Di pundak para pencari surga
Purbalingga, 10 Maret 2019
MELUKIS CAKRAWALA
Mungkin aku bukan sosok yang berdarah biru
Mungkin pula bukan seorang pewaris tahta kerajaan
Tapi hati ini seperti di beri karunia
Seolah ruh prajurit terkuat merasuk ke raga ini
Seperti kertas putih bersih tanpa aksara
Aku tuliskan kisah yang sangat mustahil
Mungkin sang pemilik angkasa akan seiya
Atau menghapus nya dan menganti dengan yang lebih mustahil
Setiap insan punya kisah tersendiri
Tapi kisah ku mungkin akan penuh senyum atau penuh tangis
Entah mana yang akan di pertunjukan di atas panggung sandiwara
Aku hanya ingin melukis angkasa untuk selamanya
Purbalingga, 10 Maret 2019
PANGGUNG SANDIWARA
Beberapa sandiwara tersaji di planet ini
Memulai dengan kisah nya yang menceritakan
Riwayat kapal pesiar akan berlayar
Dan kau adalah figur utamanya
Tiap detik di panggung orang-orang akan kau temui
Dari tatapan mata itu selalu ada tanya
Dan setiap sandiwara kau perankan
Kehidupan yang sempurna bagi setiap mata insan
Purbalingga, 10 Maret 2019
LAYANG-LAYANG HARAPAN
Bila hembusan nafas angin senyap
Terbangmu akan kupayungi awan
Bila api pengabdianmu redup
Melayangmu akan menjadikan daun gugur
Langkah kecil ataupun lompatan besar
Bukan hal yang terpenting
Kini, api semangat lah yang berkhendak
Memulai atau tidak sama sekali
Rawatlah api geloramu
Jangan sampai redup
Terbanglah tinggi
Wahai layang-layang harapanku
Purbalingga, 11 Maret 2019
KSATRIA
Orang-orang memandangku dengan hati bangga
Baju zirah yang berkilau
Melekat pada raga ku yang kokoh
Pedang kejayaan setia bertarung denganku
Hati ku akan berlaku jujur selamanya
Namun, Hatiku hancur porak-poranda
Raga ku rapuh hanya terbungkus zirah yang mengkilat
Serasa pedang kebangaan ini, ingin ku hujamkan pada nadi
Hingga darahku bercampur dengan waktu
Penawar sakit yang tak terperi
Purbalingga, 11 Maret 2019
Riko Fernanda lahir di Purbalingga, 4 Desember 1997. Tinggal di Desa Bojanegara RT 06/ RW 02 kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah . Menyukai sasta terutama puisi , suka mendengarkan musik dan suka membaca buku. Saat ini menjadi mahasiswa semester 4 di IAIN Purwokerto di kelas 4 Ekonomi Syariah B. Untuk info lebih lanjut bisa di hubungi via: Email : [email protected]| Facebook : Riko Fernanda | Instagram : @rikofernanda17
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co