NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Umum dari Komunitas Penggerak Ekonomi Rakyat Jokowi Ma’ruf Amin (Koper Jomin) H. Ayep Zaki meyakini bahwa kesejahteraan dan kemakmuran adalah harga mati bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejahtera dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia juga merupakan cita-cita luhur sang founding father sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.
Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, kata Ayep, tak lain dan tak bukan ialah menggerakkan roda perekomian rakyat. Hal tersebut telah ia buktikan setelah ia bergerak selama 14 tahun di bidang ekonomi.
Baca Juga:
- Ayep Zaki Tawarkan Gagasan Untuk Mencapai Swasembada Pangan
- Ikut Sukseskan Program Pemerintah, Usaha Tempe Ayep Zaki Rambah Aceh
- Aa Zaki Ingatkan Pemerintah: Indonesia Sejahtera, Adil dan Makmur adalah Amanat UUD 1945
“Proses implementasi selama 14 tahun bergerak dibidang ekonomi sangat memberikan pengalaman yang luar biasa yang memicu saya untuk terus bekerja secara nyata, bekerja untuk memberikan fakta demi terujudnya kesejahteraan dan kemakmuran di Bumi Pertiwi ini, karena saya sangat meyakini, bahwa Kesejahteraan dan Kemakmuran Harga Mati Bagi NKRI,” kata Ayep melalui keterangan resminya, Rabu (26/12/2018).
Pengalaman tersebut memantapkan Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) ini untuk memiliki berkomitmen untuk selalu dapat menggerakkan perekonomian rakyat di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Karena, kata dia, melalui perekonomian rakyat inilah kesejahteraan dan kemakmuran di Indonesia dapat terwujud.
“Komitmen tersebut saya pegang bukan tanpa dasar, karena dari implementasi pengalaman saya selama 14 tahun bergerak dibidang ekonomi, khususnya dalam satu tahun terakhir bergerak dibidang pertanian, dimana saya meyakini berdasarkan data-data bahwa para petani di berbagai wilayah di Indonesia sangat terbantu perekonomiannya ketika hasil panen dari setiap komoditas pertanian yang mereka tanam meningkat 25 – 35% dari biasanya,” tegasnya.
Pembina dari PW HPN Jawa Barat itu mengaku, peningkatan produktivitas pertanian didapatkan dari penerapan teknologi nutrisi esensial yang ia kembangkan selama ini.
“Saya telah melakukan demplot di berbagai wilayah seperti Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jawa Tengah, dan juga provinsi lainnya yang kesemuanya para petani di wilayah tersebut merespon sangat positif terhadap penggunaan teknologi nutrisi esensial ini,” tuturnya.
Dengan berbagai data hasil penerapan yang ia kerjakan di berbagai wilayah tersebut, sambungnya, dapat membuktikan bahwa dengan penerapan teknologi ini sangat membatu para petani dalam meningkatkan pendapatannya. Jika kita asumsikan bahwa pendapatan bersih petani sebesar Rp 30.000.000,- per tahun, maka dengan peningkatan 35%, pendapatan bersih petani tersebut menjadi Rp 40.500.000,- per tahun, sehingga ada kelebihan pendapatan sebesar Rp 10.500.000,- per tahun per petani. Peningkatan pendapatan bersih sebesar 35% atau senilai dengan Rp 10.500.000,- per tahun, ini merupakan nilai yang cukup besar untuk menggerakkan perekonomian di wilayah tersebut.
“Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila program yang saya lakukan ini dikerjakan secara masif, maka pendapatan seluruh petani akan meningkat dan memberikan dampak yang positif, yaitu meningkatnya daya beli petani di Indonesia, secara otomatis hal ini akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap iklim ekonomi dan sosial di Indonesia,” jelas Ayep
Berdasarkan fakta-fakta tersebut Ayep menyimpulkan sekaligus meyakini bahwa dengan meningkatnya produktivitas hasil pertanian yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan para petani di Indonesia, akan memberikan konsekuensi bahwa kedaulatan pangan pasti terbukti. “Dan tentunya kesejahteraan dan kemakmuran merupakan harga mati bagi NKRI,” tandas Komisaris dari PT Bursatani Global Niaga itu
Pewarta: Mugi Riskiana
Editor: Achmad S.