NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Komisi B DPRD Jatim kecewa atas kinerja Dinas Peternakan Jatim terkait krisis sapi dibeberapa RPH (Rumah Potong Hewan) di Jatim jelang natal dan tahun baru mendatang.
Anggota Komisi B DPRD Jatim Nur Sucipto mengatakan seharusnya tidak terjadi krisis jika Dinas Peternakan langsung turun berkoordinasi dengan pihak RPH yang ada.
“Seharusnya Dinas Peternakan Jatim menyediakan sapi-sapi dari luar propinsi yang layak konsumsi di Jatim. Jangan sampai terjadi kekurangan mengingat saat ini jelang natal dan tahun baru. Kami kawatir akan mengganggu perekonomian di Jatim jelang natal dan tahun baru,” ungkapnya di Surabaya, Senin (10/12/2018).
Baca juga: Perbandingan Populasi Sapi Potong di Jabar dan Jatim
Politisi asal Partai Gerindra ini mencontohkan seharusnya Dinas Peternakan Jatim mengantisipasinya jauh-jauh hari sehingga tak mendatangkan keresahan di masing-masing RPH.
“Mereka bisa saja mendatangkan sapi-sapi dari NTT. Kalau kawatir akan terjadi penyakit antrak Dinas Peternakan Jatim harus melakukan karantina dan pemeriksaan intensif terlebih dahulu, baru disalurkan ke RPH,” jelasnya.
Pria asal Trenggalek ini mengaku dalam waktu dekat akan melakukan sidak di beberapa RPH untuk mengecek secara langsung ketersediaan sapi potong di masing-masing RPH.
“Kami juga akan panggil dinas terkait atas krisis tersebut,” jelasnya.
Baca juga: Kementan Janjikan Sanksi Bagi Pelaku Penggemukan Sapi yang Tak Taat Aturan
Sementara itu, pihak Dinas Peternakan Jatim melalui Kabid Kesmavet Disnak Jatim Drh. Juliani Poliswari membantah adanya krisis sapi di RPH.
Dikatakan Juliani, diakui pihaknya adanya penurunan pemotongan sapi mulai tahun 2017-2018 setelah ada kegiatan pengendalian pemotongan ternak patina produktif.
“Karena yang biasanya jagal memotong betina produktif tidak berani memotong karena ada kerjasama dengan Polri,” kata Sucipto.
Tak hanya itu, sambung Juliani, krisis sapi tersebut juga dipengaruhi harga sapi jantan lebih mahal daripada harga daging sapi betina yang berdampak akan mengurangi keuntungan penjagal.
Pewarta: Setya N
Editor: Gendon Wibisono