Puisi Umi Uswatun Hasanah
Doa Favorit Kita
Di ceruk matamu yang
Basah
Aku menumpah resah
Di luar dingin
Semalaman aku ingin
Mencintai ceruk matamu yang
Basah
Di luar masih dingin
Kamar kita kian gigil
Kaki kita memintal
Kenang yang menggenang
Jalanan menuju rumah
Tapi ceruk matamu
Tak nampak gigil
Masih saja
Basah
Sayangku
Aku lama koma
Kulihat ceruk mataku
Adalah matamu yang
Basah
Kala kuingat kau
Ceruk matamu tak alpa untuk
Basah
Saban hari
Ceruk matamu
Basah
“Allahumma shayyiban naafi’a”
Semoga kau juga
Melafalkan doa favorit kita
Di Siwa.
Purbalingga, Maret 2018
Bersama Kenangan Aku Masuk ke Hutan
Bersama kenangan aku masuk ke hutan
Pohon damar sambut dengan diam
Dari rumah kenangan pakai wewangian
Ternyata wewangian itu hanya sebuah kata
Lantaran hidungku tak bisa mengendus baunya
Kenangan lebih banyak bercengkrama
Sedang aku diam memperhatikan
Mengabadikan suaranya gunakan telinga
Di setiap sudut swafoto kenangan bergaya
Aku hanya mampu membidiknya dengan mata
Kenangan itu berlenggak-lenggok
Di rumah kecil milik para kurcaci
Ia mengambil apa saja yang dimau
Mencoba apapun yang diingin
Di hutan yang dekat jalan raya
Kenangan menjadi serakah
Segalanya ingin dijarah
Termasuk seluruh ingatanku
Dihabiskan mentah-mentah
Yang dikembalikan pulang tanpa rumah.
Kampung Kurcaci, Juni 2018.
*Umi Uswatun Hasanah berdomisili di Purbalingga. Mahasiswa Komunikasi. Bisa dihubungi melalui: blog: jinggasemu.blogspot.com | Instagram: umiuswtn | e-mail: [email protected].
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]