Berita Utama
72 Tahun Kemerdekaan, Mengenang Sang Perancang Lambang Negara
Published
8 months agoon

NUSANTARANEWS.CO – Tepat 72 tahun silam negara Republik Indonesia mendeklarasikan diri kemerdekaannya sebagai sebuah bangsa. Selama itu pula, banyak yang luput dari perhatian kita tentang orang-orang yang turut ikut berjasa besar dalam kemerdekaan.
Setelah memproklamirkan kemerdekaan, tentu salah satu agenda mendesak untuk segera dilakukan adalah menentukan lambang negara. Untuk itu, diperayaan HUT RI ke-72 ini, penting kiranya bangsa ini kembali mengenang sosok-sosok yang kerap dilupakan oleh sejarah.
Saat ini, mungkin tak banyak yang tahu bahkan lupa siapa sesungguhnya sosok yang berkontribusi besar dalam merancang lambang negara Indonesia? Adalah Sultan Hamid II dari Pontianak. Dirinyalah sang creator di balik Lambang Negara Garuda Pancasila. Sebagai sosok yang berjasa, namun kini nasibnya dilupakan oleh sejarah bangsa ini.
Sekalipun demikian, peranan Sultan Hamid II dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, tidak mungkin dihapuskan begitu saja. Founding fathers dari bumi Kalimantan Barat ini berperan penting dalam menentukan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan Pemersatu Bangsa Indonesia bersama Tan Malaka, Soekarno, Mohammad Hatta, Ide Anak Agung Gde Agung, Mohammad Yamin, Sutan Sjahrir, Mohammad Natsir, Tengku Mansoer, dan tokoh kemerdekaan lainnya.
Lima tahun berjalan setelah kemerdekaan, tepatnya 1950, Presiden Soekarno menunjuk Sultan Hamid II untuk menjadi koordinator tim perumusan lambang negara. Dalam sidang kabinet pada 10 Januari 1950, dibentuklah sebuah panitia teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinasi Sultan Hamid II.
Panitia ini bertugas menyeleksi rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan ke pemerintah. Di sini Muhammad Yamin menjadi ketua panitia, sementara anggotanya adalah Ki Hajar Dewantara, M.A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan Purbatjaraka. Dalam proses pembuatan lambang negara, banyak rancangan yang diajukan, tak terkecuali rancangan Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin yang mengajukan buatannya masing-masing.
Dua karya terbaik akhirnya dipilih dan diajukan ke Panitia Lencana Negara, yakni rancangan Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin. Panitia menolak rancangan Muhammad Yamin dengan alasan banyak mengandung unsur sinar matahari yang mengesankan adanya pengaruh fasis Jepang. Pemerintah akhirnya menerima Rajawali – Garuda Pancasila – rancangan Sultan Hamid II dan menetapkannya sebagai Lambang Negara Republik Indonesia Serikat pada 11 Februari 1950.
Dalam perkembangannya kemudian banyak masukan-masukan dari berbagai pihak terhadap lambang RIS itu. Beberapa kali perbaikan pun dilakukan oleh Sultan Hamid II sehingga menghasilkan Garuda Pancasila seperti yang kita kenal sekarang.
Dalam masa kerjanya yang singkat, dia berhasil menciptakan gambar burung garuda sebagai lambang Negara Republik Indonesia Serikat, yang hingga hari ini lambang tersebut digunakan oleh Indonesia dalam bentuk lain, yakni Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI)
Editor: Romandhon
Komentar
You may like
Bupati Tulungagung Lepas Karnaval 72 Tahun Kemerdekaan Indonesia
Napak Tilas Perjuangan Pahlawan Nasional KH As’ad Syamsul Arifin
Catatan Ibas Tentang Dinamika Kebangsaan Saat Ini
SBY, Megawati dan Jokowi Berkumpul, Apa Istimewanya?
Ketika Prajurit TNI Khusyuk Dalam Doa dan Tugas untuk Nusa dan Bangsa
Narasi Kebangsaan Dari KNPI buat Presiden Pada HUT Kemerdekaan

Soal Adanya Pelanggaran TKA, Moeldoko: Ayo Kita Tangani Sama-Sama

NATO Mulai Membahas Strategi Hadapi Rusia

PKS Dirayu Berkoalisi, Waketum Gerindra: Makin Stres Kelihatannya Pak Jokowi

Anies Menilai Ada yang Salah dalam Penyebutan Minoritas dan Mayoritas

Pandangan Fuad Bawazier Soal Adanya Serangan Balik Mafia Bank Century

Angkatan Laut AS dan Thailand Gelar Latihan Perang di Laut Andaman

Jokowi, Bantuan Langsung Lempar dan Budaya Kemiskinan

Kiai Sepuh NU Turun Gunung Datangi DPW PKB Jatim

Ujian Pengangkatan Notaris Kacau Balau, CBA: Copot Cahyo Rahadian Muzhar

Soal Puisi Kontroversial Sukmawati, Gus Sholah Sebut “Adzan” yang Jadi Masalah

Terbitkan Perpres No 20 Tahun 2018, Presiden Dinilai Panik

Sejumlah Negara Kerahkan Peralatan Perang ke Suriah, Termasuk Tiongkok

Wakil Ketua DPR Ungkap Elite Goblok dan Bermental Maling yang Dimaksud Prabowo

Selalu Dituduh PKI, Jokowi Sebut PCNU Solo Punya Data Lengkap Tentang Profil Dirinya

AS, Inggris dan Perancis Telah Memulai Perang Dunia Ketiga

Sukmawati Dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri

Klarifikasi Puisi Ibu Indonesia, Sukmawati Sebut Dirinya Putri Biologis dan Ideologis Bung Karno

GM Sebut Jokowi Akrab dengan Rakyat, Fadli: Gimmick Pelarian

Ahok Pamer Desain Pengembangan Makam Mbah Priok

Bercocok Tanam di Dasar Laut? Ini dia pertanian masa depan

Trotoar dan Wajah Mantan Pabrik Kina Kota Bandung Bikin Susah Move-on

Mengintip Rahasia Donald Trump Lewat Kuas Seorang Kartunis

Koramil 0804/05 Poncol Bahu Membahu Dengan Masyarakat Benahi Pelengsengan

Ini Kondisi Kapal Zahro Express yang Terbakar

Peribadatan Natal di Jember Mendapat Pengamanan Total Dari Kodim 0824 dan Polres Jember

Kirab Budaya Dinsos Jogja Berlangsung Meriah

Pengantre Tiket Final AFF Kelelahan dan Pingsan Karena Cuaca Terik Berdesakan
Terpopuler
- Ekonomi4 days ago
Situasi Indonesia Kini Hampir Mirip Zaman Penjajahan Belanda
- Politik7 days ago
Konsep Revolusi Mental Jokowi Dinilai Lahirkan Karakter Lembek dan Cengeng
- Ekonomi5 days ago
Benarkah Pemerintah Berusaha Menyingkirkan Tenaga Kerja Lokal dari Tanah Tumpah Darahnya Sendiri?
- Politik18 hours ago
Roy Suryo Sependapat dengan Mendagri