NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Daim menemukan adanya hampir 40 persen kualitas lulusan SMK di Jatim di bawah terstandar.
“Total lulusan tersebut, hanya 64,11 persen saja yang bisa diterima di industri. Hal ini menunjukkan bahwa dari total SMK yang ada di Jatim, 40 persen kualitas lulusannya belum terstandar,” ungkapnya di Surabaya, Rabu (8/8/2018).
Suli Daim mengatakan untuk meningkatkan standar kualitas SMK, Pemprov Jatim tahun 2018 telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk pembenahan dan pembangunan inkubator-inkubator pelatihan. Inkubator ini dibutuhkan untuk membuka dan menyerap tenaga kerja di bidang industri, dan untuk mewadahi siswa SMK yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.
Baca juga: Pastikan Mutu SMK, DPRD Jatim Kunjungi Madiun
“Desain revitalisasi SMK yang telah dibuat oleh Pemprov Jatim di antaranya melalui link and match dengan industri, program filial dengan perguruan tinggi, pembentukan SMK BLUD dan double track ekstrakurikuler vokasi di SMA dan MA. Selain itu, ada pula SMK berbasis kluster yang fokus untuk mengelompokkan vokasional tertentu,” jelasnya.
Ditambahkan oleh politisi asal PAN ini, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan vokasi bisa memenuhi lowongan tenaga kerja yang ada sehingga bisa menurunkan angka pengangguran di Jatim. Selain itu, terpenuhinya tenaga kerja terampil atau skill lewat pendidikan vokasi merupakan jawaban agar Jatim terhindar dari middle income trap.
Pewarta: Setya N
Editor: Gendon Wibisono