EkonomiHukumPolitik

3 Tahun Jokowi, Presiden Mahasiswa: Hutang Luar Negeri Menjadi Hantu Masa Depan

NusantaraNews.co, Jakarta – Tiga tahun sudah berlangsung Joko Widodo mengemban amanat rakyat dan negara memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Presiden RI yang didampingi Jusuf Kalla, Jokowi dielu-elukan sebagai pemimpin yang merakyat dan sukses membangun infrastuktur dimana-mana bersama kabinet kerjanya.

Namun di lain pihak, Presiden Jokowi juga sebagai pemimpin negara teladan dalam menunmpuk hutang terbanyak. Kendati hutang itu, kata Presiden Jokowi akan dimanfaatkan untuk hal-hal produktif. Demikian satu kenyataan dari sejumlah kenyataan yang terjadi selama tiga tahun sesuai dengan janji-janji yang termaktub dalam Nawacita Jokowi plus dengan semboyan Revolusi Mentalnya.

Presiden Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Riyan Hidayat berseloroh, kepemimpinan Jokowi-JK akan memasuki tahun ke-4. Namun, kata dia, realitas hari ini ternyata masih banyak hal-hal yang perlu untuk dievaluasi.

“Janji-janji politik Nawacita memudar begitu saja seiring berjalannya waktu,” kata Presma Riyan melalui pernyataan tertulisnya, Selasa (17/10/2017).

Riyan menegaskan, amanat undang-undang untuk meningkatkan kesejahteraan bagi segenap rakyat Indonesia belum tercapai. Kehadiran negara dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara pun belum betul-betul dirasakan oleh rakyat.

Baca Juga:  Anton Charliyan: Penganugrahan Kenaikan Pangkat Kehormatan kepada Prabowo Subianto Sudah Sah Sesuai Ketentuan Per UU an

“Kesenjangan ekonomi masih begitu terasa, hutang luar negeri semakin menghantui masa depan pembangunan Indonesia,” imbuhnya.

Alih-alih berfokus pada perwujudan kesejahteraan rakyat, kata dia, pemerintah justru disibukkan untuk menghadapi tahun politik 2019 mendatang.

“Dalam rangka evaluasi 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK, kami mahasiswa bersuara: 1) Tuntaskan Masalah Kesenjangan Ekonomi, Hentikan hutang luar negeri, turunkan harga-harga bahan pokok, BBM dan Listrik; 2) Hentikan kegaduhan politik elit, fokus mengatasi permasalahan rakyat; 3) Tuntaskan semua kasus Hukum dan HAM yang terjadi di Indonesia; dan 4) Hentikan sistem pendidikan yang liberal dan komersil,” seru Riyan.

“Jika tak ada perubahan, mari kita suarakan ‘Gerakan Cukupkan Jokowi satu Periode Saja’,” sambung Presma UIN Jakarta itu menyudahi seruannya.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 71