Politik

Zeng Wei Jian: Berkat TNI Demokrasi di Indonesia Berjalan Mulus

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aktivis dan Tokoh Tionghoa, Zeng Wei Jian, mengungkapkan bahwa bukan tugas yang ringan bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menjaga harmonisasi dari 1.340 suku dan ditambah harus menjaga pertahanan dan kedaulatan di 17 ribu pulau yang ada di Indonesia.

Menurut Wei Jian, dengan dana yang minim dan di tengah era reformasi seperti saat ini, dimana banyak komunis bermantel reformis sukses dapat panggung dan bebas ‘bernyanyi’ menyebarkan berita hoax, menuduh siapa saja sebagai anti keberagaman, sungguh itu adalah tugas yang berat bagi TNI.

“Itu tugas TNI, Jenderal Gatot sanggup, belakangan dia buka beban tambahan yaitu target swasembada pangan, ancamannya dia dipecat,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran resmi, Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Pria yang akrab disapa Ken-Ken itu menyampaikan bahwa semenjak dirinya ikut aktif terlibat di dalam aksi reformasi tahun 1997 silam, ia merasa betul perubahan sikap dari TNI.

“Sekarang TNI lebih banyak di barak. Sampai-sampai publik nggak tahu lagi siapa nama Danjen Kopassus, Pangkostrad, Pangdam Jaya. Bahkan KSAD Jenderal Mulyono pun jarang muncul di media,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Sekarang ini, Wei Jian menyatakan, supremasi dari pihak sipil sangat terasa. Bahkan, menurutnya, TNI diam saat Panglima Gatot dicibir ‘lebay’ oleh Politisi PDI Perjuangan Charles Honoris. Selain itu, TNI juga tidak benar-benar mencari bandit bernama Iwan Bopeng yang rusuh di putaran pertama Pilgub DKI Jakarta kemarin.

“Sekali pun demikian, TNI masih dicintai rakyat. TNI adalah faktor yang bikin putaran kedua Pilgub Jakarta berjalan aman. Setelah TNI turun, 8 ribu kecurangan pilkada diminimalisir. Demokrasi mulus. Anies-Sandi menang mutlak. Seluruh relawan ASA, kader Gerindra dan PKS mesti berterimakasih kepada TNI dan Jenderal Gatot. Tanpa mereka, bandit macam Iwan Bopeng akan mendistorsi demokrasi kita,” katanya.

Wei Jian menyebutkan, tekanan sipil tersebut hanya terjadi di era reformasi yang bablas. Para Reformis gadungan bahkan menarget Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI, keduanya dinilai sebagai penyebab kemacetan reformasi pertahanan. Aneh bin ajaib Panglima TNI dan Menhan disasar oleh kaum reformis gadungan.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

“Bahkan Jenderal Gatot dituduh hendak kudeta oleh agen komunis asing. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mempertaruhkan dirinya dan jabatannya demi keamanan dan tetap utuhnya NKRI, tapi kok malah dituduh akan kudeta?. Saya kira, saat ini ulama dan rakyat hanya percaya kepada TNI. Dimana-mana, di level grass root, respek terhadap TNI dan Panglima Gatot sangat tinggi. Lembaga sipil, reformis gadungan, pluralis palsu sebaiknya tidak terlalu jauh mengobok-obok TNI. Rakyat akan solid menyatu dengan TNI bila rongrongan semacam ini terus dilakukan. Bravo TNI,” ungkapnya menambahkan.

Pewarta: DM | Rudi Niwarta
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 47