Tiba di Pagesangan
begitu tiba di Pagesangan
baru ngeh aku, ada yang terbawa MH370 dari dalam diriku
kurasa ini bukan lagi soal garis tangan, seperti yang dibilang belian di ujung kampung
ini lebih mirip ramalan ibu, yang diselipnya di pintu dapur dulu, sehari menjelang kumasuki kampus ungu
“ini kota kami. sarang resah berjarak hanya 1 mili dari kepalamu.”
tak ada yang asing bagiku. hanya saja ada sepasang kuda yang di punggungnya ada kobaran api. mondar-mandir di sepanjang jalan protokol
malam hari, ia migrasi ke dalam mimpi. ringkiknya panjang berekor-ekor
yang mengganjal di hati:
setiap kali berani melangkah –ke arah mana saja– aku merasa semakin jauh disesatkan. dibebalkan
lantas, bagaimana bisa aku sampai pada kekasih
yang sekian lama dikoyak sepi
2014
Yu
di Udayana Minggu pagi
ia pelihara burung-burung pada sisi dalam pahanya
sejak musim gugur turun di tanah kelahiran
belakangan ini
ia tak risih pada mereka yang datang dari Sesela dan Kekeri
“sering seringlah datang kemari, Yu, agar tak mati burung-burung itu. sebelum tua usiamu,” begitu mereka selalu bilang
Yu acuh saja
sebab ia hanya merayakan romantisme musim gugur
“burung sekadar jalan mencapai awang,” bisiknya pada diri
radiasi suhu tubuh bikin layu bunga-bunga di kepala
gugur ke arah persemayaman tali pusar
ia tak peduli
musim gugur di Udayana Minggu pagi
Yu menggembalakan burung-burung
burung-burung yang menetas dari dalam kepala mereka yang datang dari Sesela dan Kekeri
2014
Catatan:
berugaq; balai-balai
ures: bangun dari tidur
Gustu Sasih lahir tahun 1988 di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Sedang menyiapkan 2 kumpulan puisi, Kenangan yang Tak Lengkap dan Kandang Anjing.
__________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].