Puisi Rosy Panggih Mulyani
BELUM PUNYA BEKAL
Waktu penutupan sudah datang
Masanya timbang menimbang
Yang penuh dan yang kurang
Bagaimana harus kusuguhkan?
Sekarang aku belum punya bekal
Purbalingga, Mei 2018
DALAM BENING
: Sebelum Sujudku
Wajah kubasuh bertalatif
Basmallah ku tuangkan dalam dekapan ta’awudh
Tangan ku ulurkan ke aliran persucian
Sampai ke siku siku penuh penyesalan
Otak berlarian, penuh dengan sel sel tak karuan
Lantas ku ikat dengan simpul bergariskan Istighfar
Dalam penjagaan
Pendengaranku membising penuh nista
Langkahku terbekas noda noda
Penglihatanku membuyar karena asap tercela
Semua ku basuh dalam bening sebelum sujudku
Purwokerto, Mei 2018
KALA DI KHITBAH
Tuhanku
Berkata jangan
Karena belum datang masanya
Untuk menggali beribu ketabuan
Tentang asmara dan cinta
Purwokerto, Mei 2018
WAJAH TUHAN
Wajah-Mu terbayang
Tak perlu ditafsirkan
Ataupun dita’wilkan
IAIN Purwokerto, Mei 2018
GAZA
Nekros nekros* tak bernafas
Gempuran bom semakin mengganas
Semua menjerit, dan berteriak
Takut, dan hati menjadi was was
Batin raga tak lagi bergelut dalam sajak
Sampai mata bedil hinggap ke sarang tak berdosa
Berkemul seluruh
Purbalingga, Mei 2018
*Nekros : berasal dari bahasa Yunani yang artinya mayat.
Rosy Panggih Mulyani. Dilahirkan di Purbalingga pada tanggal 06 November 1997. Seorang mahasiswi IAIN Purwokerto jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah. Penulis aktif di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban IAIN Purwokerto.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]