NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo memakai pemeran penganti alias stuntman (stunt rider) saat pertunjukan adegan terbang dan rolling stoppie dalam video pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (18/8).
Pemeran pengganti tersebut diketahui bernama Saddum So (Withithep Komolhiran) dari Thailand. Freestyler asal Thailand ini di mata Wawan Tembong lumayan bagus.
Indonesia sendiri sebetulnya memiliki freestyler terbaik bernama Wawan Tembong. Pria asal Boyolali Jawa Tengah ini merupakan Best Freestylist Asia. Namanya memang terkenal karena mengharumkan nama Indonesia lantaran sukses memenangkan berbagai perlombaan freestyle internasional, terutama di kawasan Asia. Prestasinya sebagai stunt rider pun sudah tak diragukan lagi. Dan pada ajang Burapa Battle Stunts 9 yang digelar 9-10 Februari lalu di Sport Arena Chaiyapruk Pattaya, Thailand, Wawan Tembong berhasil memborong gelar juara di semua kelas, termasuk di kelas 200-500 cc, kelas 600 cc dan long stoppie.
Terlepas dari itu, jutaan pasang mata dari dalam dan luar negeri menyaksikan pembukaan seremonial Asian Games ke-18 di Jakarta. Di awal seremonial dimunculkan video presiden Indonesia sebagai kepala negara tuan rumah yang akan menghadiri seremonial di Stadion Gelora Bung Karno.
Dan jika dicermati, video pendek Joko Widodo yang dipertontonkan ke hadapan publik itu terkesan sebagai video pencitraan belaka, tak memiliki korelasi dengan Asian Games, tak ada manfaat untuk Indonesia serta tidak memiliki nilai promosi pariwisata. Bahkan, video tersebut oleh sebagian kalangan dinilai berpotensi mempermalukan Indonesia di mata dunia.
Berikut beberapa poin dari video tersebut yang berpotensi mempermalukan Indonesia di mata dunia.
Pertama, video itu memperlihatkan pada dunia bahwa Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) Indonesia kurang sigap dalam mengawal Rute Jalur Kepresidenan pada sebuah acara besar bertaraf international di Indonesia. Bagaimana mungkin seorang presiden bisa terjebak macet tanpa alternatif jalan lain?
Kedua, video itu memperlihatkan pada dunia bahwa Presiden Indonesia boleh ugal-ugalan dan balap-balapan naik motor gede (moge) sendirian tanpa pengawalan dari Paspamres.
Ketiga, video itu memperlihatkan pada dunia bahwa ekonomi Indonesia sepertinya sulit. Pasalnya presiden hanya naik motor atas keterlambatan waktu pada urusan yang sangat urgen. Mengapa tak menggunakan helikopter? Boleh jadi orang akan bertanya, apakah negara Indonesia tidak mampu membeli helikopter atau sewa helikopter untuk mobilitas presiden?
Keempat, video itu mempermalukan Indonesia karena menggambarkan betapa kacau para suporter Indonesia dalam memberi dukungan. Aksi mendukung mereka membuat macet jalan-jalan, hingga presiden pun dibuat terjebak di jalanan lantaran terjadi kemacetan akibat ramainya suporter yang memenuhi jalan raya atau Rute Jalu Kepresidenan.
Kelima, video itu memperlihatkan pada dunia bahwa presiden Indonesia ternyata diperbolehkan rakyatnya akting bersandiwara. Dengan kata lain, presiden Indonesia bisa beda di tampilan dengan kenyataan. Dalam video tersebut Jokowi digambarkan ahli mengendarai moge dengan akselerasi jumping, loncat, balap berliku dan angkat satu ban motor. Padahal, tak pernah ada rekam jejak Jokowi dengan kemampuan seperti itu. Tentu itu adalah stunman, dan tentu saja video pendek itu adalah kebohongan! (eda/alya/bya)
Editor: Almeiji Santoso