Mancanegara

Uni Eropa Hentikan Dukungan Politik Kepada Juan Guaido Sebagai Presiden Venezuela

Uni Eropa hentikan dukungan politik kepada Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela.
Uni Eropa hentikan dukungan politik kepada Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela/Foto: Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan/ec.europa.eu

NUSANTARANEWS.CO, Brussel – Uni Eropa hentikan dukungan politik kepada Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela. Namun, pasca pemilu legislatif yang berjalan demokratis dan terbuka pada Desember lalu telah menjadi pukulan telak bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang ingin menggulingkan Presiden Maduro

Sebagai catatan, pemilu legislatif Venezuela diikuti oleh 107 partai dan lebih dari 14.000 orang kandidat yang bersaing untuk memperebutkan 277 kursi majelis nasional. Selain aliansi delapan partai dengan Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) yang berkuasa, ada lebih dari 90 partai oposisi. Koalisi oposisi terkuat adalah Aliansi Demokratik yang terdiri dari 7 partai oposisi. Aliansi Demokratik memenangkan 1,1 juta suara atau 18% suara.

Tidak mengherankan bila Uni Eropa kemudian berhenti mendukung tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai “penjabat presiden” negara itu setelah mandat kepemimpinan Majelis Nasionalnya berakhir pada hari Selasa.

Baca Juga:  Rabat’s Choice as World Book Capital, Recognition of Morocco’s Commitment to Culture – Ministry

Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, pada hari Rabu mengatakan bahwa, “Venezuela sangat membutuhkan solusi politik guna mengakhiri kebuntuan saat ini melalui proses dialog dan negosiasi yang inklusif yang mengarah ke proses yang kredibel, inklusif, dan demokratis,” kata Borrell.

Borrell juga menambahkan, UE akan tetap menjaga komunikasi dengan semua aktor politik dan sosial Venezuela, termasuk “Juan Guaido dan perwakilan lain dari Majelis Nasional yang terpilih pada 2015”.

Kolombia dan negara-negara Amerika Latin lainnya berjanji akan tetap terus mengakui Majelis Nasional yang lama. Semetnara kelompok oposisi dukungan AS mengatakan bahwa mereka akan tetap bekerja sebagai “anggota parlemen” untuk satu tahun lagi.

Sebaliknya, Presiden terpilih AS Joe Biden akhir tahun lalu mengatakan bahwa dirinya siap dan bersedia untuk “bernegosiasi” dengan Maduro untuk mengakhiri krisis politik dan ekonomi yang sedang berlangsung. Biden juga menegaskan dia tidak akan menuntut pengunduran diri Presiden Maduro sebagai prasyarat untuk mengakhiri sanksi AS.

Baca Juga:  Maroko Nyatakan Tidak Peduli atas Putusan Pengadilan Eropa terkait Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Rusia pun menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja sama dan memperkuat hubungan dengan Majelis Nasional yang baru terpilih di Venezuela, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

“Kami mengkonfirmasi kesiapan kami untuk bekerja sama erat dengan Venezuela yang bersahabat, rakyatnya dan otoritas yang sah. Kami akan terus memperkuat kemitraan strategis kami yang telah berkembang di berbagai bidang kepentingan bersama,” bunyi pernyataan itu.

Zakharova menambahkan bahwa Moskow merasa penting untuk meningkatkan kerja sama antara Dewan Federasi Rusia dan Majelis Nasional Venezuela yang baru terpilih. (AS)

Related Posts

1 of 3,056