NUSANTARANEWS.CO, Brussel – Uni Eropa (UE) balas kenakan bea masuk bagi produk Amerika Serikat (AS). Pada hari Rabu (6/6), UE mengumumkan akan mulai mengenakan bea masuk bagi sejumlah produk AS sebagai balasan terhadap keputusan Presiden Donald Trump yang mengenakan tarif impor baja dan aluminium dari Eropa.
Wakil Presiden Komisi Eropa Maros Sefcovic mengatakan pada wartawan bahwa, “Tugas baru mulai berlaku pada bulan Juli. Ini adalah respon yang terukur dan proporsional terhadap keputusan unilateral dan ilegal yang diambil oleh Amerika Serikat,” katanya.
Sefcovic juga menambahkan bahwa formalitas dalam menyelesaikan daftar harus diselesaikan bulan ini. UE akan memperkenalkan “rebalancing” tarif senilai 2,8 miliar euro (US $ 3,4 miliar) baja AS, produk pertanian dan lainnya, termasuk bourbon, selai kacang, cranberry dan jus jeruk.
Seperti diketahui, Trump telah memberlakukan tarif 25 persen pada impor baja dan 10 persen pada aluminium impor dari Uni Eropa pada 1 Juni. Gedung Putih mengatakan langkah ini sebagai upaya untuk melindungi kepentingan keamanan nasional AS – namun UE mengklaim itu sebagai tindakan proteksionisme dan melanggar aturan perdagangan internasional.
UE mengekspor sekitar 5,5 juta ton baja ke AS tahun lalu. Produsen baja Eropa khawatir akan hilangnya akses pasar mereka.
UE sebagai blok perdagangan terbesar di dunia telah membawa kasus ini ke Organisasi Perdagangan Dunia. Jika keputusan WTO tidak menguntungkan dan selama tiga tahun kasusnya masih berlangsung – UE berencana memberlakukan tarif lebih lanjut sebesar 3,6 miliar euro pada produk AS.
Komisaris Perdagangan Cecilia Malmstrom dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Reaksi Uni Eropa sepenuhnya sejalan dengan hukum perdagangan internasional. Kami menyesalkan bahwa Amerika Serikat meninggalkan kami tanpa pilihan lain,” katanya
Sementara dalam laporan Global Economic Prospects terbaru, Bank Dunia menyampaikan pandangan yang suram untuk pasar global apabila perang tarif antar sejumlah negara terus meningkat bahkan bisa memicu krisis finansial global.
Bank Dunia juga memperkirakan bahwa area yang paling terpukul dengan meningkatnya perang tarif dan proteksionisme adalah emerging markets dan developing economies, terutama di sektor pertanian dan pengolahan makanan.
Dampak negatif yang paling signifikan bagi perdagangan dunia adalah konsekuensi dari terus berlanjutnya perang dagang AS-Cina sebagai dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia. (Aya)