Berita UtamaHeadlineHot TopicTerbaru

Trump Beri Kado Pahit Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Chase Dekker Wild-Life Images/Getty Images

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Donald Trump terkenal sangat proteksionis. Sikapnya itu berbanding lurus dengan kebijakan yang dikeluarkannya sejak pertama kali duduk di Gedung Putih setelah dilantik 20 Januari lalu.

Setelah dilantik, Trump segera membuat kebijakan. Hebatnya, kebijakan yang telah disusun Barack Obama pun dihapus. Tiga kebijakan Obama paling populer yang dihapus Trump ialah UU jaminan kesehatan warga AS alias Obamacare, keluar dari Trans-Pasific Partnership (TPP), dan keluar dari Kesepakatan Perubahan Iklim Paris.

Seperti diketahui, tiga program itu sudah ditandatangani Obama. Kalau mau, Trump tinggal melanjutkannya saja. Tapi, lain Obama lain Trump. Obama masih sevisi dengan partai pengusungnya, Demokrat yang memang cenderung terbuka. Sementara Trump, yang notabene dari Partai Republik agak lebi konservatif. Motto America First, cukup sebagai penegas visi-misi Trump dalam membuat kebijakan.

Terbaru, Trump menarik diri dari Kesepakatan Iklim Paris. Padahal, Obama telah ikut serta menandatanganinya pada 2015 silam. Dalam pembacaan Trump, Perjanjian Paris justru akan merugikan Amerika terutama dalam perekonomian dan energi. Bayangkan, Amerika merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Sementara Perjanjian Paris menghendaki Amerika ikut serta dalam menanggulangi pemanasan global. Lagi pula, Amerika peyumbang emisi karbon nomor dua di dunia setelah China. Artinya, tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global sampai berada di bawah 2 derajat celcius dinilai Trump sarat dengan konspirasi ingin meruntuhkan perekonomian Amerika.

Baca Juga:  Relawan Millenial dan Generasi Z Jawa Timur Janjikan Suara Tebal Untuk Khofifah-Emil di Pilgub

Sikap Trump menarik diri dari Perjanjian Paris mengundang sesal para pemimpin negara lainnya.  Presiden Dewan Eropa Donald Tusk bahkan memohon Trump agar tak menarik diri dari Perjanjian Paris yang rencananya akan dibahas pada KTT-Uni Eropa-China. Bahkan Perancis dan India secara eksplisit menyindir Trump terkait perjanjian tersebut.

Pada Sabtu lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi Presiden Prancis Emmanuel Macron kalau keduanya akan bekerja sama dalam mengatasi perubahan iklim. Penegasan ini hanya beberapa hari setelah AS menarik diri dari kesepakatan iklim Paris.

“Perlindungan lingkungan dan bumi ini sama halnya kita menjaga keimanan kita,” ujar Modi. “Kami berdua yakin bahwa negara kita harus mendukung banyak hal untuk transisi ekologi dan lingkungan serta perang melawan pemanasan global,” sahut Macron.

Macron bahkan berencana akan berkunjung ke India sebelum akhir tahun. Presiden baru Perancis itu ingin melihat proyek rakasa panel surya yang tengah dikembangkan India. Seperti diberitakan sebelumnya, India telah membatalkan pembangkit listrik tenaga batubara karena ingin fokus pada energi baru terbarukan. India ingin menjadi pemimpin tenaga surya pada tahun 2030 mendatang. (ed)

Baca Juga:  Pembantaian Warga Palestina di Gaza: Kekejaman yang Mencoreng Kemanusiaan

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 34