Terbaru

ISIS Klaim Serangan Brutal di London

Klaim ISIS atas insiden penikaman dan penembakan warga di jembatan Westminster, London pada Sabtu (3/6) malam/Foto: Amaq media

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – ISIS mengklaim sebagai pihak yang bertanggungjawab atas insiden penembakan dan penikaman di dekat gedung parlemen Inggris, London pada Sabtu (3/6) malam.

Insiden berdarah ini menewaskan 7 orang dan 21 lainnya kritis. Amaq, media yang berafiliasi dengan ISIS mengumumkan bahwa ketiga orang yang melakukan penembakan dan penikaman merupakan anggota mereka yang memang sengaja hendak membuat kekacauan.

Klaim ISIS berbunyi, sebuah detasemen pejuang ISIS adalah eksekutor serangan di London kemarin.

Ketiga penyerang itu menikam, menembak dan menabrak kerumunan orang di sepanjang jembatan Westminster Sabtu malam. Mereka melakukan penusukan secara membabi buta sebelum akhirnya polisi menembak mati.

Tak ayal, Perdana Menteri geram dengan tindakan kriminal ini karena sudah kesekian kalinya. Terakhir, Mei lalu, bom bunuh diri meledak di Kota Manchester juga diklaim ISIS sebagai bagian dari aksi brutalnya.

Belum kering luka akibat peristiwa nahas itu, serangan baru tiba-tiba terjadi di London. Sebab, serangan tersebut terjadi kurang dari dua minggu setelah Salman Abedi (22) membunuh 22 orang, termasuk anak-anak di sebuah konser penyanyi kenamaan Ariana Grande di Manchester Arena, Kota Manchester. Abedi meledakkan dirinya di acara konser tersebut.

Baca Juga:  Sumbang Ternak Untuk Modal, Komunitas Pedagang Sapi dan Kambing Dukung Gus Fawait Maju Pilkada Jember

Terlepas dari itu, nama ISIS tampaknya semakin dikenal publik dunia. Sejumlah teror belakangan, semuanya diklaim ISIS sebagai bagian dari aksi mereka. Sebut saja teror dua kali di Inggris, Marawi Filipina dan bom Kampung Melayu, Jakarta, Indonesia.

Sebagai cerminan, mengutip hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), mayoritas warga Indonesia sudah aware (sadar) dengan keberadaan ISIS. Dan jumlahnya mencapai 66,4 persen. Hanya saja, awareness (kesadaran) itu tidak diikuti pengetahuan mengenai cita-cita yang diperjuangkan militan bersenjata yang dicap teroris oleh dunia itu. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 15