NUSANTARANEWS.CO – Mobil listrik pada waktunya akan menjadi salah satu pengganti kendaraan berbahan bakar minyak. Kurang dari satu dekade bisa jadi di seluruh penjuru dunia tidak akan ada lagi kendaraan menggunakan BBM. Sebab, di masa yang akan datang, rezim BBM akan runtuh. Tepat bersamaan dengan hadirnya globalisasi gelombang ketiga, dimana dalam segala lini kehidupan mengedepankan efisiensi.
Demi efisiensi, mobil listrik dimungkinkan menjadi salah satu kendaraan yang digunakan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Gejala hadirnya zaman tersebut sudah mulai bermunculan sejak beberapa tahun terakhir di Indonesia. Misalnya dikeluarkannya mobil listrik Indonesia “Selo” hasil rancangan Ricky Elson tahun lalu.
Pada September 2015 lalu, Kementerian Perindustrian mengatakan, dalam 5 tahun ke depan, industri mobil listrik diharapkan bisa berkembang layaknya mobil-mobil yang ada saat ini. Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan bahwa, saat ini pemerintah tengah menyusun kembali roadmap dalam mengembangkan aturan mengenai kendaraan berkarbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV), termasuk di dalamnya adalah pengembangan mobil listrik.
Menurut Putu, untuk mengembangkan mobil listrik diperlukan regulasi dan insentif khusus. Dalam roadmap itu juga bakal tercantum insentif dan regulasi dari pemerintah. Fungsinya untuk pengembangan mobil listrik ke depan bisa terarah sesasuai dengan dengan ketentuan internasional dan memberikan manfaat komersial dan pelestarian lingkungan sebesar-besarnya bagi negara. Pemerintah, imbuhnya, punya harapan agar mobil listrik berkembang di Indonesia.
Sampai saat ini pemerintah RI dalam tahap berharap. Padahal di Negeri Gajah Putih Thailan, pemerintahnya mendukung pengembangan mobil listrik supaya diproduksi secara lokal. Dukungan ini berupa adanya insentif pajak demi mendorong prudusen otomotif merakit mobil listrik di dalam negeri. Sebagaimana diberitakan Bangkok Post, Selasa (9/8) dua hari lalu bahwa, Wakil Perdana Menteri Thailand, Somkid Jatusripitak mengistruksikan Departemen Cukai supaya mempertimbangkan hak pajak untuk mendorong produksi kendaraan listrik di dalam negeri.
Semangat pemerintah RI dalam merespon gejala-gejala akan datangnya tata dunia baru, rupanya masih relatif kecil. Salah satu buktinya, ketika Thailang sudah memperiapkan diri menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik, pemerintah Indonesia baru pada tahap janji-janji untuk memperhatikan perkembangan mobil listrik di tanah air. Seperti yang disampaikan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto bahwa, pihaknya akan tetap memperhatikan dan mendorong agar mobil listrik bisa hadir di Indonesia. “Mobil listrik akan diperhatikan,” janji Airlangga, di pameran GIIAS, di ICE BSD, Tangerang, Kamis (11/8/2016) seperti dikutip dektioto.
Mobil listrik ungkap Airlangga masih terbatas. Pemerintah juga masih mengupayakan untuk mencari alternatif mobil ramah lingkungan selain dari sumber tenaga listrik. Sembari pemerintah fokus mengembangkan untuk penerapan standar bahan bakar Euro4.
“Mobil listrik nanti kita lihat, karena mobil listrik kan dalam tanda petik masih terbatas tapi nanti kita akan cari yang lebih ramah lingkungan yang akan diproritaskan untuk mengubah fuel untuk masuk standar Euro4,” ungkapnya. (Sule/Red-02)