Budaya / SeniPuisi

Tembang Pemenang Ratu Pantomim – Puisi Ika Sardy Saliha

TEMBANG PEMENANG

DIRI kita adalah tamu yang akan kembali dengan pasti
milik kita hanyalah pinjaman, menanti jatuh tempo esok hari
kini, patutkah berkeras hati memulung upeti demi butiran nasi?

Kudengar nyanyian hati pemenang tetap manis di tempat pahit
senandung lagu mereka tetap kecil meski diri kian membesar
hanya para pemenang yang tetap sejuk saat cuaca panas

Hanya jiwa Pemenang yang tenang hadapi dahsyat segala badai
mengubah kisah masa lalu tabur harum melati masa kini
sigap menantang langkah kelabu, tolak rayuan, bisik busuk syahwati

Yogyakarta, 7 Juni 2016

RINDU DI BALIK KENANGAN

KUTANYA pada lalang begitu juga pohon di dinding tebing
jawabnya ada pada daun kering yang jatuh dari ranting
seperti denting resah saat aku sibuk merajuk, mendekap hening

Dalam dada jantung berdetak kencang bagai kilat mengejar waktu
betis kakiku jatuh luruh terkulai, memulung kenangan menyurut pilu
hasrat menyibak bening embun, sekadar membasuh kusam legam pipiku

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Ketika bias bayang senyummu menyeringai, denyut rindu menggoda angan
ingatkah senyum kita ketika menyusup di balik perdu rerumputan?
seolah berulang berguling memanja di antara hijau taman kenangan

Donomulyo, 18 September 2016

RATU PANTOMIM

AKU hanya pendulang mimpi, menyapa angin di sudut-sudut kota
sering kutanya pada embun malam, mengapa angin dingin menyentak
tapi saat pagi datang ia menghilang, menyapu jernih pandangan

Sementara aku harus pergi memulung rial di Arab Saudi
bukan tak cinta negeri sendiri atau tega pada famili
namun bertahun-tahun sudah diriku menjadi ratu pantomim penuh aksi

Orang-orang datang dan bertanya kenapa aku punguti ranting rapuh?
bergelut paras malam, bersembunyi saraf kesangsian, berpiuh merengkuh asa
kulukis pekat malam dan jawabku, “Aku tak ingin pulang.”

Wates, 01 Januari 2016

Ika Zardy Saliha: Lahir di Magelang, 27 April 1971. Kegiatan utamanya ibu rumah tangga dan mengajar bahasa Arab sejak 2003 di MTs-N Donomulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. Saat ini menjabat Ketua Lembaga Kebudayaan PDA Kulon Progo. Karya-karyanya antara lain: Lentera Penjara Suci, The Most Expensive Dowry, Kidung Penantian, dan lain-lain.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 112