Budaya / SeniPuisi

Tanah Air – Puisi Jose Rizal Manua

Penyair Jose Rizal Manu. (FOTO: Dok. Pribadi)
Penyair Jose Rizal Manu. (FOTO: Dok. Pribadi)

TANAH AIR

Bumi yang murah hati
Laut yang tulus suci
Udara yang bijaksana
Dan matahari yang setia
Semua memberi kekayaan
Bagi umat manusia.

Tetapi di jaman atom, milenium
Dan penaklukan ruang angkasa ini
Kehidupan didesak oleh gemuruh sakit hati
Gelegar provokasi
Dari cuaca angkara murka.
Tangan-tangan keserakahan dan keculasan
Kaki-kaki tipu daya
Dan jari-jari adu domba
Adalah bunga-bunga prahara
Yang akan mengobarkan pertikaian
Menyeret persatuan ke tepi jurang malapetaka
Sementara puing-puing dari kota dan desa
Yang hancur masih mengepulkan asapnya.

Jika panji-panji kearifan
Jika bendera-bendera kejujuran
Tak segera dipancangkan dan dikibarkan
Akan semakin panjang derita rakyat.
Rakyat hanya menyimpan
Harapan-harapan sederhana.
Rakyat ingin hidup
Tanpa takut akan hari depannya.
Rakyat ingin bekerja
Tanpa cemas kehilangan orang tercinta.

Gunung memberikan perenungan pada kalbu
Belantara memberikan pencerahan pada indra.
Dan mata air adalah lambang keikhlasan
Yang penuh kedamaian.
Tetapi dalam sejarah peradaban
Raksasa dasamuka senantiasa deksura
Tak bisa melihat lebih jauh dari hidungnya sendiri.
Dengan adigang ia injaki undang-undang
Dengan adigung ia kangkangi emas permata
Dengan adiguna ia perdayai ketulusan hati rakyatnya.

Baca Juga:  Juara FTP Jakarta Selatan 2024

Wahai, tanah airku
Di manakah pemimpinmu?
Yang mampu membangun rumah, membangun sekolah?
Yang mampu menghasilkan lebih banyak sandang lebih banyak pangan.
Yang bukan saja tahu apa yang terjadi hari ini
Tetapi juga memikirkan hari esok
Dan bekerja untuk kepentingan itu.

Wahai, tanah airku
Di manakah pemimpinmu?
Yang mampu mewujudkan kehidupan yang cocok
Dan cita-cita terbaik bagi rakyatnya?

Wahai, saudara-saudaraku
Tidak seharusnya kita bertengkar.
Karena pertengkaran dan saling cakar
Akan meminta lebih banyak jiwa.
Dan amuknya akan menghanguskan wilayah
Yang makin luas.

Wahai, tanah airku
Wahai, saudara-saudaraku,
Mari kita tumpulkan duri-duri yang runcing
Dalam hubungan antar manusia, oleh manusia
Dan untuk kesejahteraan umat manusia.

*Jose Rizal Manua, lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954. Penyair dan dramawan yang sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air (1988), yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, tanggal 14-22 Juli 2006. Tahun 1975 mendirikan Teater Adinda bersama Yos Marutha Effendi dan tahun 1986 mendirikan Bengkel Deklamasi Jakarta. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film seperti Oeroeg (1993), Kala (2007), Fiksi (2008), Asmara Dua Diana (2009), dan Meraih Mimpi (2009). Penghargaan lain yang pernah diraih yaitu bersama Teater Tanah Air (TTA) meraih The Best Performance dan meraih medali emas di The Asia Pacific Festival of Children Theatre 2004, yang diadakan di Toyama, Jepang.

Baca Juga:  Satupena di Tangan Midas

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 913