NUSANTARANEWS.CO – SpaceX bersiap mendaratkan Falcon 9 yang ke-50 dalam peluncuran yang dijadwalkan pada hari Minggu – sebagai tonggak bersejarah dalam industri ruang angkasa. Elon Musk telah membuktikan bahwa mendaratkan kembali roket pendorong dengan aman kembali ke Bumi bukanlah hal yang mustahil.
Dalam sejarah program ruang angkasa, meluncurkan roket pendorong dan mendaratkannya kembali dengan utuh telah dicoba beberapa kali, dan beberapa kali pula mengalami kegagalan. Ternyata mendaratkan kembali roket pendorong dengan aman bukanlah pekerjaan yang mudah, sehingga dianggap mustahil.
Menjelang Natal 2015, roket pendorong Falcon 9 menjadi yang pertama mengirimkan muatan ke orbit, terbang melintasi atmosfer, melakukan orientasi, dan mendarat dengan lembut di bantalan lepas pantai Cape Canaveral Kennedy.
Sejak itu, SpaceX telah melakukannya berulang-ulang, berkali-kali. Musk telah menggapai visinya. Peluncuran dan pendaratan Falcon 9 telah menjadi sebuah rutinitas. Musk tidak salah menghitung peluang perusahaannya dapat melakukan hal yang dianggap mustahil itu pada 2014.
Musk telah melakukan revolusi terhadap ‘praktek’ membuang roket pendorong ke laut selama beberapa dekade yang ‘boros’– menjadi lebih efisien dengan mendaratkannya kembali di landasan.
“Kami tiba di sana jauh lebih cepat daripada yang pernah saya pikirkan,” kata Garrett Reisman, mantan astronot NASA yang kini bekerja sebagai konsultan di SpaceX, dan menambahkan bahwa, “Fakta telah menjadi rutin selama empat tahun, itu benar-benar luar biasa. Sukar dipercaya. Saya masih merinding,” kata Reisman, sebagaimana dilansir WashintonPost.
Seperti diketahui, selama bertahun-tahun, roket pendorong membawa muatan ke luar angkasa, roket lalu berpisah, jatuh ke Bumi, dan tercebur ke laut. Bagi Musk yang mengejar impian mendaratkan kembali roket pendorong, memandang ‘praktek membuang ke laut itu’ sama saja seperti membuang pesawat setelah digunakan dalam perjalanan dari New York ke Los Angeles.
Dengan demikian, SpaceX telah melakukan penghematan yang luar biasa dalam membawa muatan ke antariksa. Dari US$54.500 per kilogram – menjadi US$2.720 per kilogram dengan menggunakan Falcon 9 untuk mengakses ISS (International Space Station).
Pesawat ulang-alik memang dapat digunakan kembali, tetapi butuh sepasukan pekerja untuk menyiapkan penerbangan berikutnya, dan itu tidak akan pernah mencapai efisiensi seperti yang diharapkan semula.
Suka tidak suka, Musk telah membuat revolusi ‘batasan teknologi’ yang secara agresif telah mengubah paradigma tentang potensi perusahaan swasta dalam menyediakan akses yang aman dan dapat diandalkan ke ruang angkasa. Yang pada gilirannya akan mendorong manusia menjadi spesies antarplanet. Good job. (Agus Setiawan)