NusantaraNews.co, Jakarta – Ketua Umum Forum Komunikasi Solidaritas Bangsa Indonesia (FOKOSBI), Djafar Badjeber kecam keras pembantaian yang dilakukan militer Myanmar atas etnis Rohingya.
“Dari dulu junta militer Myanmar terkenal biadab, pelanggar ham berat dan anti demokrasi,” ujar Djafar melalui pesan WhatsApp-nya, Kamis, 31 Agustus 2017.
Mantan Anggota MPR RI 1987-1992 itu mengatakan, sekalipun saat ini Myanmar dipimpin oleh Aung San Suu Kyi yang konon prodemokrasi, ternyata tidak ada bedanya dengan rezim junta militernya yang terkenal ganas dan tidak punya belas kasihan.
“Aung San Suu Kyi hanya diam seribu bahasa ketika suku Rohingya yang mayoritas beragama islam ditindas,” ujarnya.
Anggota DPRD DKI Jakarta, 1997-1999 itu menegaskan bahwa, kejahatan rezim Myanmar sejak dulu tidak bisa ditekan dan tidak bisa dihilangkan oleh PBB sekalipun.
“PBB dihitung oleh rezim ini. Myanmar sama bandelnya dengan Korea Utara. PBB harus bertindak dan selamatkan orang Rohingya yang sepanjang hidupnya tertekan terus. PBB segera kirim bala tentara dan tangkap para Jenderal yang memerintahkan pembunuhan dan pembantaian orang Rohingya. Ajukan mereka kepada Pengadilan Internasional sebagaimana yang pernah dilakukan Karazieck cs di Bosnia,” harap Djafar.
“Dunia Islam khususnya OKI jangan diam dong, OKI harus bersuara di PBB,” imbuhnya.
Bagi Djafar, bila Myanmar tidak menghentikan perbuatan biadabnya ini, Ia minta Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplimatik dengan Myanmar dan mengusir Dubesnya dari Indonesia. “Kasih pelajaran juga mereka agar tahu adab Internasional,” cetusnya.
“Mereka harus bersyukur dengan Indonesia yang melindungi semua tumpah darahnya tanpa melihat suku, agama dan keyakinannya,” tamba Djafar mengakhiri.
Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman