NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Politisi Demokrat Roy Suryo meminta Presiden Jokowi tidak cemeng terkait kapal nelayan China yang berkeliaran di Laut Natuna, Kepulauan Riau. Pasalnya, kapal-kapal penangkap ikan asal Negeri Tirai Bambu tersebut beroperasi di wilayah teritorial NKRI.
“Presiden Joko Widodo harus tegas memerintahkan semua bawahannya untuk kompak, satu kata dan tidak cemeng di mata dunia internasional”, kata Roy Suryo dikutip dari keterangannya, Selasa (7/1/2020).
Kapal-kapal nelayan China tersebut bersikukuh mereka menangkap ikan di wilayah teritori mereka berdasarkan klaim tradisional meskipun secara hukum internasional kegiatan tersebut merupakan pelanggaran.
Kondisi terakhir yang dihimpun media, ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Natuna kini sudah ada sekitar 30 kapal nelayan China dan dikawal 5 Coast Guard China, 2 di dalam dan 3 di luar ZEE. Kapal-kapal asing tersebut bersikukuh menggap diri mereka menangkap ikan secara legal di kawasan yang berjarak sekitar 130 mil dari Perairan Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.
Roy Suryo menuturkan, Nine Dash Lines yang diklaim China itu hanya wacana mereka belaka. Singapura, Malaysia, bahkan PBB tidak mengakuinya.
“Apa lagi yang ditakuti?” Kata mantan Menpora di era Presiden SBY ini.
Dia menyemangati Presiden Jokowi untuk bersikap tegas atas pelanggaran teritori yang dilakukan China di Laut Natuna.
“Ayo Pak Presiden Jokowi tunjukkan NKRI adalah negara yang berdaulat atas hukum laut sesuai UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea). Jangan hanya wacana, tetapi harus bertindak tegas,” seru Roy Suryo.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, pihak TNI Angkatan Laut Indonesia telah berupaya mengusir kapal-kapal nelayan China tersebut karena menangkap ikan di wilayah NKRI.
Kondisi terbaru di Natuna seperti dihimpun media, kapal-kapal nelayan China masih beroperasi, bahkan cenderung bertambah. Sejumlah kap nelayan China dikawan Kapal Penjaga Lepas Pantai atau Coast Guard negara berkekuatan militer terbesar kedua di dunia tersebut. Kondisi terbaru ini disampaikan Direktur Operasi Laut Bakamla (Badan Keamanan Laut) Republik Indonesia, Laksma Nursyawal Embun melalui wawancara di salah stasiun televisi swasta nasional. (eda)
Editor: Eriec Dieda