Budaya / SeniPuisi

Setelah Gelap Berpaling Dari Dunia yang Maling

Puisi Nuriman N. Bayan

SETELAH GELAP BERPALING DARI DUNIA YANG MALING

Ini malam paling lepas. setelah gelap berpaling
dari dunia yang maling. di tepi laut ini
besi angin asap dan roda-roda terus berkicau
di antara lampu-lampu yang masih berkilau.

Kau lihat? ada yang menggelinding
di warung-warung itu. dan suara gitar di ujung sana
belum bosan menggoda malam
seperti para lelaki, di musim pacaran
sambil menyanyikan puisi untuk tunangan
dan tatapan kita masih pada laut yang rebah
menyaksikan kapal-kapal mengapung
dan ingatan pulang ke ruas kampung
di sana ada ombak yang landai di tepi pantai
dan ibu beranjak menyusuri padang pasir.

Di tepi laut ini. ada cemburu yang kita ringkas
di antara berpasang-pasang kekasih
yang duduk bangku bangku beton
dan tatapan kita masih pada laut yang tabah
seperti hati ibu yang rebah di sana
seperti hati ayah yang bijak di sana
di antara dua tiga orang yang membuang umpan
dan mata kita tak nyaris berpaling
pada lampu-lampu yang kilau di Halmahera.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Ada yang tak kau mengerti
sejauh malam berlari dan angin mengibas rambutku
dan kau masih sibuk menjual nasib di kotak-kotak berisi itu
dan dari jarak tak jauh
aku melihat seorang lelaki menunggu adiknya pulang
dalam ketidaktahuanmu aku terus menyalakan rokok
mengusir segala yang asing dari pundakmu.

Ternate, 9 Desember 2017.

Nuriman N. Bayan atau lebih dikenal dengan Abi N.Bayan. Berdomisil di Ternate Utara. Karyanya dipublikasikan dalam media daring dan tergabung dalam antologi : Kita Halmahera, Kitab Puisi Penyair Maluku Utara, Embun-embun Puisi, Langit Senja Jatigede, Mengunyah Geram, Seratus Puisi Melawan Korpusi, Bait Kisah Di musim Hujan, Rumah Seribu Jendela. Pernah terbit di Mutiara Banten Edisi – 52 dan Majalah Simalaba edisi 1-2.

Related Posts

1 of 120