NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, hingga kini terdapat 63.075 hektare sawah yang terserang Wereng Batang Cokelat (WBC). Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengklaim bahwa angka tersebut hanya sekitar 0,4 persen dari total area tanam 15,1 juta hektare (ha).
Amran menyebutkan, meski terdapat beberapa wilayah di Jawa yang terkena serangan WBC, namun angka tersebut belum mengkhawatirkan. Sebab, menurut Amran, hal itu mengingat ambang toleransi untuk serangan hama berkisar 5 persen.
Adapun lada periode Januari-Agustus 2017, luas serangan WBC sedang berkisar 4.716 ha, berat 2.025 ha, dan puso (lahan gagal panen) 1.636 ha. Amran mengaku, Kementan sudah melakukan upaya preventif untuk mengatasi hal ini.
“Yang terkena hawa wereng hanya 0,4% dari ambang batas 5%. Kenapa kecil karena kami sudah melakukan preventif, pengendalian lebih dini sebelumnya. Kami mengenal hama dengan baik, jadi kami tahu upaya pencegahannya,” ujar Amran di gedung Kementan, Jakarta, Senin (4/8/2017).
Diketahui hama WBC ini menyebar di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Amran mengungkapkan bahwa hal tersebut diakibatkan penanaman terus menerus sebagai upaya dari Luas Tambah Tanam (LTT) padi yang dilakukan sejak Oktober 2016 hingga Agustus 2017. Adapun luas tambah tanam dalam periode tersebut seluas 792.245 ha.
Menurut Amran, WBC yang menyerang sawah ini dianggap tidak akan mengganggu stok beras. Hal itu karena produksi beras hingga saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hama ini juga diklaim tidak akan memberatkan petani lantaran adanya asuransi yang didapatkan petani.
“Hingga hari ini produksi padi 1,7 juta ton. Kebutuhan beras rastra itu 200.000 per bulan. Artinya sampai delapan bulan kebutuhan beras masih dapat terpenuhi,” tutur Amran.
Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman