EkonomiOpini

Sektor Pertanian Sudah Menjadi Bagian Strategis dari Pertahanan dan Keamanan Nasional

Sektor Pertanian Sudah Menjadi Bagian Strategis dari Pertahanan dan Keamanan Nasional
Sektor Pertanian Sudah Menjadi Bagian Strategis dari Pertahanan dan Keamanan Nasional

NUSANTARANEWS.CODewasa ini, sektor pertanian sudah menjadi bagian strategis dari pertahanan dan keamanan nasional. Dengan demikian sektor pertanian harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Industri pangan bukan lagi sekedar pencapaian swasembada tetapi harus menuju kepada kedaulatan pangan. Apalagi mengingat persaingan global yang ketat dalam industri pangan belakangan ini yang menggunakan teknologi tinggi yang secara langsung telah menghantam industri pangan lokal yang masih tradisional.

Bukan itu saja, perdagangan internasional yang masih dikuasai oleh negara-negara maju juga menjadi penyebab lemahnya daya saing produksi lokal yang terkendala dengan berbagai peraturan WTO yang ketat yang lebih berpihak kepada negara-negara maju. Belum lagi para pemburu rente dan komprador yang hanya sekedar mencari keuntungan – menambah berat tekanan Indonesia dalam membangun potensi pangan lokalnya.

Sementara perkembangan global dengan berbagai perjanjian multilateralnya semakin melemahkan negara-negara berkembang yang tidak mampu bersaing yang pada gilirannya terpaksa menerima segala aturan berdasarkan perjanjian perdagangan bebas serta Free Trade Area (FTA).

Baca Juga:  UKW Gate Tak Tersentuh Media Nasional

Tren terbaru dari FTA menunjukkan bahwa banyak negara-negara di dunia telah terlibat di berbagai perjanjian dagang, baik perjanjian dagang bilateral maupun regional. Perkembangan FTA yang pada 2002 hanya berjumlah 69 perjanjian, kini meningkat pesat menjadi 221, naik sebanyak 152 perjanjian. Peningkatan FTA ini karena dianggap sebagai opsi terbaik kedua bagi setelah perjanjian multilateral. Implementasi FTA juga lebih mudah dijalankan bila dibandingkan dengan perjanjian multilateral yang sulit untuk sepenuhnya diterapkan. Banyak negara lebih memilih perjanjian bilateral dan regional untuk memperluas perdagangan dan memperkuat hubungan ekonomi dengan negara lain

Indonesia sendiri sudah terikat dengan sejumlah FTA. Antara lain FTA Indonesia-Jepang, FTA khusus ASEAN, FTA ASEAN-CHINA, ASEAN-Australia dan New Zealand, ASEAN-India, ASEAN Jepang, ASEAN-Korea. Sedang dalam proses finishing FTA Indonesia-Uni Eropa, FTA Indonesia-Amerika, dan FTA Indonesia-India, sebagaimana tabel di bawah ini. Konsekuensi FTA adalah full liberalisasi. Saat ini ada 221 FTA di dunia. Bayangkan apa jadinya bila Indonesia nanti bergabung dengan setengah dari FTA yang ada.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat
Tabel Free Trade Area2
Tabel Free Trade Area

Indonesia memang telah terjebak ke dalam sistem permainan pasar bebas yang dikenal dengan istilah globalisasi. Banyak perjanjian dan kesepakatan perdagangan bebas telah dibuat oleh pemerintah Indonesia yang nyata-nyata semakin memperlemah posisi Indonesia sebagai sebuah negara bangsa. Contoh paling nyata adalah keikusertaan Indonesia dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang jelas-jelas menempatkan Indonesia pada posisi lemah sehingga tidak berdaya ketika berhadapan dengan bangsa-bangsa di dunia.

Menurut Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih dampak keikutsertaan Indonesia dalam WTO berdampak langsung terhadap meningkatnya impor pangan. Pada 2012, impor produk pangan Indonesia telah menghabiskan anggaran lebih dari Rp 125 triliun. Sementara itu, ketika Indonesia melarang masuk 13 jenis produk hortiultura, pemerintah Amerika Serikat juga langsung mengadu ke WTO. Demikian pula ketika Indonesia menerapkan larangan ekspor biji mineral termasuk nikel, Indonesia langsung diperkarakan oleh pemerintah Jepang ke WTO. Sikap Jepang ini dilakukan karena Jepang adalah negara kedua terbesar dunia pengguna nikel.

Baca Juga:  Pemerintah Desa Pragaan Daya Salurkan BLT DD Tahap Pertama untuk Tanggulangi Kemiskinan

Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika sektor pertanian berjalan baik maka bisa dipastikan sektor-sektor kehidupan yang lainya juga akan berjalan dengan baik. Dalam pembangunan nasional, sektor pertanian berkontribusi pada penciptaan lapangan tenaga kerja yang besar, menyumbang andil dalam pembentukan PDB, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perdesaan, dan masih banyak lagi. Jadi sebagai sektor strategis, pertanian seharusnya menjadi main sektor dalam pembangunan nasional. Artinya sektor pertanian sudah menjadi bagian dari pertahanan dan keamanan nasional dalam perang asimetris global (as)

Related Posts

1 of 3,066