Politik
Sejak 2004, Tren Golput di Indonesia Terus Alami Peningkatan
Published
2 years agoon
Golongan Putih (Golput). (Foto: Ilustrasi/Ist)
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – FounderLSI Denny JA mengatakan tren golput di Indonesia terus mengalami peningkatan.
“Pilpres tahun 2004, golput sebesar 23.3 persen. Pilpres 2009, golput naik lagi menjadi 27.45persen. Pilpres 2014, golput menaik lagi menjadi 30,42 persen,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (29/3/2019).
“Memang angka golput dalam pilpres Indonesia belum sebanyak pilpres Amerika Serikat yang rata rata sekitar 45 persen. Namun, tren golput yang menaik itu membuka kemungkinan,” sambung dia.
Baca juga:Mahfud MD Menyerukan Tidak Golput dalam Pemilu 2019
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengambil inisiatif membuat fatwa mengharamkan golput. Itu hasil Ijtima Ulama di Padang Panjang, Sumatra Barat tahun 2014 silam. Karena belum dicabut, fatwa terus berlaku. Pemikiran yang mendasari fatwa semata kepentingan bangsa agar semakin banyak warga menentukan pemimpinnya.
“Tak ada yang salah dengan fatwa ulama dalam negara demokrasi modern. Tapi, fatwa itu hanya semacam opini. Tak memiliki kekuatan hukum yang mengikat,” katanya.
Baca juga:Survei LSI Temukan Suara Golput Sebagai Pemenang Pemilihan Umum
Di Belgia, dia mencontohkan, justru lebih bertindak lebih tegas menyikapi golput. “Belgia sebagai misal, bahkan menjadikan voting ke TPS sebagai kewajiban. Yang tidak datang ke TPS, tanpa alasan yang dapat diterima seperti sakit, akan terkena hukuman. Akibatnya, golput di Belgia sangat kecil antara 5-15 persen saja,” ujarnya.
Tak hanya Belgia, lanjutnya, negara lain juga banyak yang menjadikan voting ke TPS sebagai kewajiban seperti Belanda, Australia, Argentina, Venezuela. “Juga Queensland di Kanada,” imbuhnya.
Baca juga:Untuk Wiranto, ICJR Sebut Hukum Ajakan Golput Tidak Bisa Dipidana
Hukum di Indonesia tidak mewajibkan warga untuk ke TPS. Tak ada hukuman bagi golput. “Tak ada pilihan lain, untuk meningkatkan partisipasi publik datang ke TPS, kampanye anti golput itu yang perlu digiatkan,” katanya.
(eda)
Editor: Eriec Dieda
You may like
Penerapan Politik Islam dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Indonesia
Caleg Perindo Ini Ajak Warga Jangan Golput
DPR Tegaskan Pemilih Golput Tak Bisa Dipidana dengan UU Terorisme
PDIP Pertanyakan Dasar Hukum Wiranto Mempidana Orang yang Golput
Femonena Golput Hantam Telak Kubu Jokowi
Golongan Putih Disalahkan, Dinamika Pemilu 1971 Terulang
Terbaru
Marthin Billa Minta UU Pelayanan Kesehatan Ditinjau Ulang
NUSANTARANEWS.CO, Tanjung Selor – Marthin Billa minta UU pelayanan kesehatan ditinjau ulang. Sebagai vasilitas pelayanan publik terdepan, Pusat Kesehatan Masyarakat...
Pencuri Kotak Amal Masjid Pamekasan Masih di Bawah Umur dan Juga Positif Narkoba
NUSANTARANEWS.CO, Pamekasan – Pencuri kotak amal masjid Pamekasan masih di bawah umur dan juga positif narkoba. Pelaku pencurian kotak amal...
Kejar Pengedar Sampai Medan, Polrestabes Surabaya Gagalkan Penyelundupan Sabu 8,5 Kg
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kejar pengedar sampai Medan, Polrestabes Surabaya gagalkan penyelundupan sabu 8,5 kg. Upaya penyelundupan sabu seberat lebih kurang...
DPRD Jatim: Temuan 33 Batu Purbakala di Mojokerto Layak Jadi Obyek Wisata Baru
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – DPRD Jatim: Temuan 33 batu purbakala di Mojokerto layak jadi obyek wisata baru. Anggota Komisi E DPRD...
MMR Aceh Selatan Gelar Pengajian “Milenial Shalih-Shalihah Pecinta Rasulullah”
NUSANTARANEWS.CO, Aceh selatan – MMR Aceh Selatan gelar pengajian spesial yang dipusatkan di Balai Pengajian Raudhatul Ilmi, Lhok keutapang, Tapaktuan,...
Terpopuler
- Gaya Hidup6 days ago
37% Warga Jerman Melakukan Hubungan Seks dengan Orang yang Tak Dikenal
- Resensi6 days ago
Kera Ternyata Telah Menggunakan Peralatan Seperti Manusia Sejak 700 Tahun Silam
- Mancanegara6 days ago
Rusia Bangun Dua Kapal Selam Nuklir Baru Kelas Borei
- Mancanegara6 days ago
F-35 Semakin Gahar Dengan Integrasi Gatling Gun dan LRASM