Sebuah Puisi: Usang
tetesan embun subuh itu menceritakan kisah tentang kita
melangkah dalam merancang mimpi yang tak pasti
dan menghirup bersama oksigen yang merintih alur cerita kita
saat itu gema bisu temani jalanku bersamamu
perlahan senyummu menjelma menjadi paragraf candu
di mana tiap baitnya selalu bisa melenyapkan sendu
lembaran demi lembaran kita bangun sama-sama
mengatas namakan janji diriku dan dirimu
kini masa itu berubah menjadi awan hitam
dimana kebenaran akan mencintai berada dalam kegelapan
goresan kenangan yang kita tulis menjelma menjadi lembar-lembaran usang
mungkin saja kisah kita menjadi ajang kedewasaan
jika sengaja menjauh dan menghilang itu caramu
maka terbiasa tanpamu akan kurintih dengan caraku
Catatan redaksi: Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]