Puisi Irna Novia Damayanti
Tentang Daun
Tentang kapan daun tetap menggantung
Juga terlepas
Selalu ada tangan kuasa yang di perbincangkan
Bisa jadi tangan
Di pinjam seorang tukang kebun
Dan ketika keindahan hilang
Dipetiklah tanpa bertanya dengan pemilik rumah
Bisa jadi tangan
Dipinjam angin-angin yang datang
Saling dorong
Terjatuh
Bisa jadi atau dijadikannya terjatuh
Semua terikat dengan tangan
Karena yang hidup
Selalu mencari hal yang damai
Sesuai perintah jiwa
Purwokerto, Mei 2017
Melewati Jendela
melewati jendela
aku melihat kupu-kupu terbang dengan kebebasannya
angin menggoyangkan beberapa bunganya
dan tanah masih tetap ramah merawat kehijauan daun daun
kaki-kaki pejalan
meski berada di bawah
entah dengan cara apa
pemerintah mampu menata keindahan
seperti yang di tawarkan musim semi
melewati jendela
keindahan itu menyebar ada yang
hidup pada bunga
pada kupu juga pada tanah
yang sering kali membentuk puisi
paling wangi untuk negeri
di sini mungkin aku tidak menemukan jendela
sekedar melihat keindahan nyata yang
ada di negeri ini
Rajawana, Mei 2017
Dari Akar ke Akar
Aku menyapa dirimu
Dari tanah, langit
Biarlah udara tidak mengenal yang aku gerakan
Tapi sebenarnya mereka melihat
Air mengerti kapan waktunya
Mengalirkan doa dan harapanku
Dan nyampai pada mimpi yang
Dahulu sudah kutempatkan
Pada buah-buah yang di makan dan
Daun-daun yang melebat
Memberi kesejukan
Dari akar ke akar
Aku pilih sebagai jalan untuk menjalankan
Kesejatian diri untuk berbagi
Sebab Allah telah membagi kasihnya
Dengan cara meniupkan ruh cahaya
Pada usiaku
Purwokerto, Mei 2017
Sebelum Semesta
Sebelum semesta
Menempatkanku untuk
Duduk melingkar di meja persidangan
Menampakkan qodho dan qodharku
Kedua kakiku menempat
Membentuk jalur kelana usia
Akan di tuliskan pada jalan yang
Entah lurus menanjak atau
Berkelok
Kadang aku diam
Karena aku disibukan dengan tingkah semesta lain yang
begitu lihai membentuk mimpi dan doa untuk
kutempatkan di lingkungan dengan telaga yang menghampar
dimana ada sejalan yang dikanan kirinya
tumbuh pepohonan rindang
sebagai penghalang matahari
membakar kulit tubuhku
dan dikedua keadaan itu
aku menjadi puisi yang menerka dan meraba
galur penggembaraanku yang panjang ini
Rajawana, Mei 2017
Irna Novia Damayanti. Lahir di Purbalingga, 14 September 1992. Seorang Mahasiswa Pascasarjana IAIN Purwokerto Jurusan Ilmu Pendidikan Dasar Islam. Aktif di Komunitas Sastra Santri Pondok Pena dan Gubuk Kecil. Seorang Santri Di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto.