Hankam

Sayap Militer OPM Langgar Aturan Zona Perang yang Dibuatnya Sendiri

komnas ham, nduga papua, trans papua, nusantaranews, ahmad taufan damanik, warga papua
Jalan Trans Papua, Wamena-Nduga. (Foto: Youtube/@rajadroneid)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menanggapi seruan dari Juru Bicara Sayap Militer OPM atau KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata) Sabby Sambon yang meminta TNI bertempur di luar zona yang sudah ditentukan, menurut Kapendam Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, KKSB justru yang melanggar aturannya sendiri.

“Mereka mengklaim bahwa mereka telah menentukan zona tempur di kawasan Habema sampai dengan Mbua,” kata Kolonel Inf Muhammad Aidi kepada redaksi, Minggu (9/12/2018).

Menurut Aidi, aturan zona perang itu hanya klaim sepihak. Karena lanjut dia, sebelumnya tidak pernah ada perjanjian antara TNI dan KKSB tentang zona tempur tersebut.

Sebelumnya, KKSB melalui juru bicaranya Sabby Sambon mengatakan TNI diminta untuk tidak bertempur di Yigi atau Mbua karena sudah di luar zona tempur.

“Tapi faktanya justru KKSB telah melakukan pembantaian di bukit Puncak Kabo Distrik Yigi dan melakukan penyerangan Pos TNI di Mbua,” ujar Aidi.

“Mereka telah melakukan serangan terhadap pasukan gabungan TNI-Polri yang sedang melakukan upaya evakuasi terhadap korban baik di TKP puncak Kabo maupun di sepanjang jalur evakuasi Yigi-Mbua. Artinya mereka sangat tidak konsisten terhadap pernyataannya sendiri,” terangnya.

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI Gagalkan Penyelundupan CPMI Ilegal di Sebatik

Muhammad Aidi menjelaskan hal ini adalah cara bertempur sistem gerilya. Di mana tidak dikenal adanya zona tempur. Ketika ada pasukan TNI bertemu dengan KKSB maka di situlah zona tempurnya.

Segala pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom dan istilah zona tempur menurut Aidi, semuanya hanyalah upaya propaganda pihak KKSB untuk berusaha menggiring opini publik guna memojokkan TNI-Polri seolah-olah TNI-Polri yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM.

“Sedangkan mereka yang telah membatai puluhan orang warga sipil yang tidak berdosa seakan-akan bukan suatu kesalahan dan ingin mencari pembenaran,” kata dia.

Aidil menambahkan, saat ini publik sudah tahu bahwa KKSB yang telah menyerang dulu warga sipil yakni pekerja yang sama sekali tidak mengancam mereka.

Bahkan para pekerja telah menyumbang bahan makanan untuk acara bakar batu dalam rangka memperingati 1 Desember yang mereka klaim sebagai hari kemerdekaan mereka.

“Malah KKSB membunuh para pekerja secara sangat sadis. Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina dimata Tuhan dan dimata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya,” jelasnya.

Baca Juga:  Lanal Nunukan Berhasil Gagalkan Penyelundupan Shabu Dari Malaysia

“Saat TNI bertindak, mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya.”

Pewarta: Romandhon
Editor: M Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,050