NUSANTARANEWS.CO – Jiwa pionir bisnis Irman Gusman juga sangat terasa ketika mendirikan Kawasan Industri Padang Industrial Park (PIP) tahun 1994. Dalam usia relatf muda 32 tahun ia membuktikan tingginya komitmen dan kepeduliannya membangun daerah, tentu untuk pertama kali dipilih daerah asal lebih dahulu yakni Padang.
Ia menggandeng investor asing Johor Corporation Group of Companies, sebuah kelompok usaha konglomerat dari Malaysia untuk menggarap lahan seluas 200 hektar menjadi sebuah kawasan industri terpadu.
“Kawasan Industri Padang harus menjadi kebanggaan masyarakat, ia harus menjadi lokomotif industrialisasi di daerah sebab ini dibangun sebagai suatu bisnis sekaligus idealisme membangun tanah kelahiran. Tujuannya tak lain untuk memicu dan memacu pertumbuhan ekonomi dan mendorong investasi yang besar ke daerah ini,” kata Irman Gusman waktu itu, yang memilih hidup di jalur bisnis terinspirasi oleh kemajuan pesat ekonomi Amerika Serikat berkat topangan peranan swasta yang begitu besar.
Irman Gusman sesungguhnya awalnya memiliki cita-cita memasuki lembaga birokrasi pemerintah sebagai Pegawai Negeri Sipil. Tujuannya untuk mengabdi sekaligus memperbaiki wajah pembangunan Indonesia yang timpang.
Namun ayahnya memberikan dorongan berbeda harus haus akan ilmu pengetahuan serta bersemangat meningkatkan kualitas diri secara terus-menerus melalui pendidikan dan pengalaman di beragam bidang. Dorongan ayahnya timbul sebab sungguh sadar betapa beratnya tugas dan tantangan hidup di masa depan.
Kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (FE-UKI) Jurusan Ekonomi Perusahaan tahun 1979-1985 dirasa belum cukup. Irman memutuskan kembali memasuki dunia kampus melanjutkan kuliah pasca sarjana S-2 ke University of Bridgeport, Conneticut, AS antara tahun 1986-1988.
Januari 1986 berangkat ke Amerika Serikat delapan bulan pertama diisi program persiapan studi di Bobson College, Massachusetts. Kemudian dilanjutkan ke Graduate School of Business University of Bridgeport, Connecticut.
Irman Gusman memulai sebuah perjalanan yang di kemudian hari terbukti berhasil mempengaruhi cara pandang dan wawasan berpikirnya sebagai bekal untuk mewujudkan cita-cita sebagai anak bangsa yang peduli memperbaiki nasib bangsa.
Bukan hanya memperdalam ilmu pengetahuan di bangku kuliah. Irman sekaligus berkesempatan mempelajari dinamika masyarakat Amerika yang berhasil menata diri menjadi bangsa yang maju dan modern. Memikirkan bagaimana strategi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat secara ekonomi dan sosial terutama melalui pemberdayaan dan pemerataan pembangunan masyarakat daerah.
Melihat betapa negara Amerika Serikat bisa maju dan modern ditopang oleh kemajuan dan kemandirian masing-masing daerah otonom dimana hubungan antara pemerintah pusat dan negara bagian begitu harmonis.
Demikian pula terjadi pembagian kewenangan yang adil dan proporsional antara pemerintah pusat dan negara bagian sehingga negara bagian dimungkinkan tumbuh sesuai kapasitas dan keunggulan masing-masing.
Pembelajaran tidak serta-merta berhenti usai meraih gelar S-2 Master of Business Administration (MBA) Mei 1988. Sebelum pulang dan tiba di tanah air persis pada tanggal 8 Agustus 1988, Irman berkesempatan berkeliling Eropa mengunjungi Inggris, Belanda, Perancis, Jerman Barat, dan sejumlah negara Eropa Timur seperti Rusia dan negara komunis lainnya.
Irman Gusman berhasil memperkaya diri dengan perspektif yang lebih luas perihal pembangunan ekonomi baik itu sistem kapitalis, sosialisme, dan komunisme. (Restu Fadilah)