Puisi

Sajak-Sajak Estri Afiani

puisi cinta, sebening embun, cinta sebening embun, puisi indonesia, puisi nusantara, nusantaranews, silivester kiik
Embun pagi. (Foto: Endnov)

Sajak-Sajak Estri Afiani

 

Bayangan

Kau bertandang tatkala
Senja lelah lekas redup
Bergegas pamit saat
Purnama seutuhnya penuh,
Kau yang singgah tapi tak sungguh, katamu
Tak ingin menjadi rumah

Purwokerto, 11 Maret 2019

Pelangi Sore

Ketika raja kehidupan sembunyi
Mata mulai menatap cakrawala
Memandang angkasa
Warna abstrak terlukis jelas
Menyeketsa wajahmu

Purwokerto, 6 Maret 2019

Kabut

Ketika pagi menatap sang surya
Badan jalan diselimuti kabut tebal
Mata telanjangpun tak dapat menembusnya
Hanya badan dituntun cahaya

Purwokerto, 5 Maret 2019

Kesunyian Pagi

Di pagi yang hening
Ketika semua orang
Masih di alam mimpi
Aku telah menunggu
Cahaya fajar paling dahulu
Diujung jendela kamarku

Purwokerto, 8 Maret 2019

Rindu

Aksara yang tak terucap
Bagai hujan yang tak terwakilkan
Tetes embun isyaratkan
Rindu yang dingin

Purwokerto, 10 Maret 2019

Seberkas Cahaya Pagi

Ketika fajar menyapa
Semua memulai aktivitas
Angkasa dihiasi awan cerah
Ketika mentari mulai muncul
Menyinari jagad raya

Alam diselimuti kabut
Sumber kedinginan
Embun dikesunyian pagi

Purwokerto, 7 Maret 2019

Perjalanan Mahasiswa

Ketika mahasiswa
Haus akan ilmu
Para mahasiswa
Menimba ilmu
Sejak fajar menyapa
Hingga senja bersembunyi

Purwokerto, 9 Maret 2019

Lautan Senja

Ketika mega merah mulai terhampar luas
Angkasa bagaikan lautan senja
Hanya titik hitam sebagai penghias
Sunyi sebagai pralambang
Ujung senja hampir usai

Purwokerto, 11 Maret 2019

Pengusik Senja

Dalam diam
Kau hadir bersama senja
Mengusik ketenangan
Semua orang berbondong-bondong
Mengabadikan keindahan cahaya senja

Sang surya yang bersembunyi
Digantikan oleh senja yang menakjupkan
Sebuah cahaya keemasan
Hanya titik hitam sebagai penghias
Melukiskan dirimu
Yang hadir di waktu tertentu

Sumbang, 12 Maret 2019

Kesunyian di Akhir Senja

Ketika cahaya senja mulai mengumpat malu
Rajutan awan hitam
Melukiskan keindahan
Dalam kesunyian
Ilalang mulai menari dibisiki angin
Suasana sunyi diakhir senja

Purwokerto, 13 Maret 2019

Suara Merdu di Penghujung Hari

Ketika cahaya senja
Mengumpat di balik awan
Seketika kehiruk pikukan berhenti
Tergantiakan oleh gemerciknya air
Lantunan suara merdu
Menghiasi seluruh menjuru dunia

Nurus Syifa, 15 Maret 2019

Polusi

Kebisingan dipusat kota
Dibawah sang surya
Fatamorgana begitu membakar
Ketika orang-orang berlalu lalang
Memadati badan jalan
Udara kotor bertebaran di penjuru kota
Polusi namanya

Nurus Syifa, 16 Maret 2019

Rindu Menghujan

Disaat sunyi
Aku merindukannya….
Merindukan sosok yang belum sempat lahir
Rindu suara tangisnya
Tangis yang belum aku dengar

Aku merindukannya….
Rindu adikku
Sosok yang berada di sisimu
Yang telah bersamamu
Tolong temani adikku
Sosok yang belum kau izikan untuk menatap isi dunia

Aku merindukannya….
Jika engkau kasih aku kesempatan sekali saja
Aku hanya ingin bisa memeluk adikku
Adik yang belum sempat aku bahagiakan
Tetapi engkau lebih menyayangi adikku

Aku merindu….
Sangat merindukannya

Purwokerto, 15 Februari 2019

Sajak Rinduku di Kala Hujan

Hujan pembawa rindu
Dibawah gemuruhnya langit
Rindu inipun ikut bergemuruh
Mengisyaratkan ingin bertemu
Seperti bulan dan matahari
Meskipun berdampingan
Tetapi hanya bisa saling merindu
Kerinduan yang tak berujung temu

Butiran air yang turun
Mengisyaratkan rasaku
Rasa yang tak dapat terucap lewat bibir
Dan rasa yang selalu singgah di hati

Nama yang terukir terlalu indah
Hingga lupa caranya menghapuskan rasa ini
Hanya angin yang dapat membisikkan rindu ini
Hanya sebuah rindu yang tak dapat terucap
Rindu yang hadir lewat derasnya hujan

Sebuah rasa yang tidak dapat aku sampaikan
Hanya air hujan yang mewakilkan rasaku
Hanya tetesannya yang dapat mengisyaratkan rinduku
Rindu yang tak berujung temu

Nurus Syifa, 21 Februari 2019

Related Posts

1 of 3,050