Sajak-Sajak Dwi Pratiwi
Temu
Selangkah lebih dekat
Ribuan tahun lalu
Waktu berhenti berputar
Tidak membiarkan begitu saja
Aku dan kamu yang baru saja bertemu
Purwokerto, 2 Maret 2019
Tak bermakna
Karena aku hanyalah pelampiasan
Dikalau kau butuh bantuan
Hingga aku mengerti
Arti tidak dihargai
Purwokerto, 4 Maret 2019
Sebab
Sebab
Aku perlu waktu
Menyendiri
Biar aku menyadari
Kamu telah pergi
Purwokerto, 13 Maret 2019
Mengenang yang Ada
Tuan
Aku masih rindu
Tuan
Apa kabarmu
Apakah sudah ada nona baru ?
Purwokerto, 14 Maret 2019
Bermuara
Di ujung hari
Masih menanti
Sabar dan tahu diri
Betapa rindu menggebu-gebu
Ingin segera berlayar
Dan menepi
Tetapi ku masih teriam
Dibalik jendela
Hembusan angin menerpa kaca
Irma rasa yang bersarang
Tak terjangkau
Terlalu dalam
Purwokerto, 19 Februari 2019
Ada
Ada air mata yang harus jatuh
Ada hati yang harus patah
Ada hadir yang harus lepas
Ada yang harus dilalui untuk perlu mengerti
Purwokerto, 28 Februari 2019
Tabir Sang Bidadari
Batu terlempar di pelataran
Desau angin berbisik dalam
Menari di jalanan
Begitu lembut, merdu, nan syahdu
Rasanya seperti di surga
Dengan bidadari duduk merangkai
Ribuan lagu
Purwokerto, 1 Maret 2019
Reaksi rindu
Berjalan di temani rintik hujan
Dari kelas menuju pemberhentian
Sepatu mulai masuk genangan
Jas kebanggan mulai kebasahan
Tapi kamu tak disampingku
Memberi kehangatan
Pandangan memudar
Hujan membasahi kacamata
Tubuh bereaksi kedinginan
Membutuhkan segelas teh hangat
Atau sebuah pelukan
Purwokerto, 20 Maret 2019
Simpati
Hati hati dengan tawa
Terlalu keras juga
Bisa mengganggu
Kesedihan orang lain
Purwokerto, 20 Maret 2019