Tak Mampu
Pahit yang tumpah di gelas yang pecah
Mensunyikan, sepi
“Sayat aku lagi, wahai derita !”
Purwokerto, 26 September 2019
Semu
Saat hari mulai berlalu
Lamunan jauh menerawang
Kenyataan membuatku pada simpul semu
Tanpa sempat berkata – kata
Mengaburkan antara nyata dan fatamorgana
Purwokerto, 27 September 2019
Genting Rapuh
Lantai tanah kami menguatkan kaki
Dinding kamipun tak setebal ruas jari
Yang terpenting bagi kami
Bisa berteduh walau di bawah genting rapuh
Purwokerto, 30 September 2019
Pohon
Berawal hanya sebuah biji tatap
Selalu mencari air pertemuan
Hingga muncul tunas senyuman
Kecambah menyapa sebagai rasa nyaman
Akar pun menguat menjadi rasa cinta
Tumbuh sebuah pohon kecil
Sebagai awal perjalanan pohon bernama sejoli
Purwokerto, 30 September 2019
Nikmat Sendu
Pada waktu yang tak sempat kupinjam
Pada langkah yang tak sempat terjejak
Kutitipkan rindu pada semesta
Tak perlu petir ikut bergemuruh
Tak perlu langit ikut menghujan
Biar aku menikmat kesunyianku
Purwokerto, 30 September 2019
Sebuah Nama
Mulut kecil ini tak bosan
Meminta kepada sang pencipta rasa
Sebab harap tak akan mengeping
Jika tak menyengaja berpaling
Purwokerto, 03 Oktober 2019
Biogafi Penulis:
Aisyah Nur Ashari lahir di Banyumas pada tanggal 31 Mei 2001. Alamatnya di Pecikalan, Rt 03/ Rw 08, Desa Wangon. Dia lulusan SMA Negeri 1 Wangon dan sekarang sedang melanjutkan studinya di IAIN Purwokerto dan mengambil jurusan PAI. Selain kuliah, ia juga mondok di Pondok Pesantren Darul Abror Purwokerto.