NusantaraNews.co, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Riyacudu menyatakan persoalan pertahanan dulu dengan sekarang sudah mengalami perbedaan. Menurutnya jika dulu persoalan pertahanan itu sengketa mengenai tapal batas, akan tetapi saat ini mencakup banyak dimensi sosial politik, misalnya terorisme, human traficking dll
“Masalah dulu pertahanan perbatasan itu masalah tapal batas. Kalau sekarang udah ada segala macam udah tahu,” ungkap Ryamizard, Selasa (3/10/2017).
“Kalau masalah sekarang harus bersama sama mengatasi banyak macam dalam rangka teroris itu kemudian pembelian manusia. Nah itu harus dikerja samakan bukan masalah peta,” katanya.
Ryamizard menambahkan ada beberapa titik diperbatasan yang cukup rawan dan berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional. Menurutnya kawasan-kawasan tersebut perlu diperkuat pengawasan dan penjagaanya.
“Nah itu yang harus dikerjasamakan. Kemarin saya di Malaysia gitu. Dimana tempat tempat yang rawan, kita sama sama. Bila perlu ditambah posnya,” pungkasnya.
Sebagai Informasi Kementerian Pertahanan Berencana akan meratifikasi (menandatangani) perjanjian pertahanan dengan Pemerintah Papua Nugini
Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Ach. Sulaiman