Hankam

Rusia Menguji Sistem Pertahanan Udara di Krimea

Rusia Menguji Sistem Pertahanan Udara di Krimea
Rusia Menguji Sistem Pertahanan Udara Pantsyr dan S-400 di Krimea. Tampak sistem rudal Pantsyr dalam latihan/Foto: defence az

NUSANTARANEWS.CO – Rusia menguji sistem pertahanan udara di Krimea. Pengujian ini melibatkan sistem pertahanan udara rudal Pantsyr-S1 yang dirancang untuk mempertahankan fasilitas sipil dan militer dari semua jenis serangan laut dan udara modern di masa depan. Pantsyr-S1 memiliki kemampuan pertahanan dalam segala cuaca dan lingkungan, termasuk dalam menghadapi peperangan elektronik.

Latihan juga melibatkan S-400 ‘Triumf’ yang saat ini digadang-gadang sebagai sistem rudal pertahanan udara jarak jauh paling canggih yang telah beroperasi di Rusia sejak 2007. S-400 dirancang untuk menghancurkan rudal jelajah balistik, rudal jarak menengah, dan dapat juga digunakan untuk menghancurkan instalasi bawah tanah musuh. S-400 dapat menghancurkan target pada jarak 400 km dan ketinggian hingga 30 km.

Kecanggihan kedua sistem pertahanan udara Rusia ini di uji dalam latihan militer di Krimea dalam sebuah simulasi perang untuk menghancurkan rudal jelajah musuh. Latihan pertahanan tersebut mengkombinasikan sistem pertahanan rudal S-400 dan peluncur rudal menegah Pantsyr S-1.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Latihan perang Rusia di Crimea tersebut digelar pada hari Kamis, bertepatan dengan latihan Angkatan laut NATO bersandi “Sea Breeze 2019” di Laut Hitam, kata kantor berita Rusia.

Para awak tempur sistem rudal permukaan-ke-udara ‘Triumf’ S-400 dan satuan pertahanan udara ‘Pantsyr’ dari Angkatan Udara dan Tentara Pertahanan Udara Distrik Militer Selatan mengadakan latihan untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal jelajah musuh.

Dalam latihan pelacakan tersebut, rudal jelajah musuh disimulasikan secara elektronik, diberi parameter kecepatan dan ketinggian penerbangan yang berbeda, sehingga mempersulit tugas pelacakan untuk menghancurkan target.

Meski mendapat simulasi perang dengan tingkat kesulitan tinggi, namun para kru peluncur rudal permukaan-ke-udara ‘Triumf’ dan ‘Pantsyr’ berhasil menyelesaikan simulasi dengan baik berkat dukungan sistem radar, pelacakan, dan kombinasi persenjataan yang fleksibel.

Latihan tersebut digelar dengan melibatkan 100 personel, 30 sistem pertahanan rudal S-400 dan 10 peluncur Pantsyr dari Armada Laut Hitam.

Sementara latihan angkatan laut NATO “Sea Breeze 2019” di laut Hitam melibatkan lebih dari 3.000 personel dari 19 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Ukraina. Sea Breeze 2019, dimulai pada 1 Juli di sebelah barat laut, Laut Hitam dan berlangsung hingga 12 Juli. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,073