Rubrika

Reyhan Korban Aksi Kekerasan Aparat Keamanan?

Reyhan Korban Aksi Kekerasan Aparat Keamanan
Rombongan Purnawirawan TNI AD juga mengunjungi korban terluka di dekat rumah Reyhan. Tampak LetJend Sjafrie Samsoeddin sedang berbicara dengan korban yang terluka.

NUSANTARANEWS.CO – Reyhan korban aksi kekerasan oleh aparat keamanan? Sejak aksi spontanitas masyarakat menolak hasil pemilu yang diduga penuh kecurangan mulai marak – korban nyawa pun mulai berjatuhan, bahkan termasuk anak remaja yang tergolong masih di bawah umur. Muhammad Reyhan Fajari yang baru berusia 16 tahun itu pun akhirnya kehilangan nyawa yang diduga tertembak oleh aparat keamanan ketika terjadi aksi provokasi oleh orang-orang tak dikenal – yang mengakibatkan terjadinya bentrokan kekerasan di tengah merebaknya aksi unjuk rasa damai yang menolak hasil pemilu oleh masyarakat luas.

Di tengah-tengah aksi provokasi orang-orang tak dikenal itulah, remaja berusia 16 tahun ini tewas tertembak di kepalanya di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. Reyhan pun gugur menjadi tumbal perjuangan demokrasi yang mulai hilang di negeri Pancasila ini.

Paman korban mengisahkan bahwa sekitar pukul 02.30 WIB, dini hari, keponakannya itu sedang berkumpul bersama teman-temannya di masjid. Namun begitu mendengar suara ribut-ribut di Jalan KS Tubun, Reyhan dan beberapa temannya merasa penasaran, lalu keluar dari masjid untuk mencari tahu sumber keributan tersebut.

Baca Juga:  Kantor PWI Pusat Dijaga Gerombolan Bertampang Debt Collector, Siapa Mereka?

Namun belum lagi sampai ke depan jalan, gerombolan masa tampak berlarian masuk ke dalam gang. Reyhan pun tak kuasa menahan terjangan arus masa yang panik ke arahnya – dan tiba-tiba terlihat Reyhan terjatuh, tergeletak di atas tanah. Rupanya, dia terjatuh dan tergeletak karena tertembak oleh peluru yang diduga berasal dari aparat keamanan yang tengah menyerbu para provokator tak dikenal tersebut.

Melihat Reyhan tergeletak tak sadar diri, teman-temannya pun langsung membopong Reyhan ke masjid. Karena tak sadar diri dan terlihat ada luka menganga dipelipis kirinya, Reyhan pun kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mintohardjo, dan nyawanya tak tertolong lagi.

Iwan, paman Reyhan mengatakan, dirinya tak tahu pasti siapa yang menembak Reyhan. Sebab, saat itu kondisinya sangat gelap. Dan Iwan hanya berharap kasus ini dapat segera diusut tuntas.

Paman Reyhan benar, jangan sampai keponakannya mendapat “label teroris” karena tewas saat terjadi bentrokan kekerasan dengan orang-orang yang oleh pemerintah disebut sebagai kelompok radikal. Bahkan dituding sebagai kelompok teroris, karena adanya pengakuan dari para teroris yang tertangkap oleh aparat.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Resmikan Gedung Kantor Baru Bank Kaltimtara Capem Kelas II Sei Nyamuk

Dengan dalih tersebut, pemerintah kemudian mendramatisir aksi unjuk rasa yang mulai marak dan membuat narasi seakan-akan gerakan unjuk rasa spontan yang melibatkan masyarakat luas tersebut telah ditunggangi oleh kelompok “radikal” dan “teroris” –  sungguh fitnah yang luar biasa.

Jadi adalah hal yang wajar bila jalur hukum tetap harus ditempuh untuk mencari kebenaranan dan keadilan. Jangan sampai di kemudian hari, nama Reyhan tercatat dalam sejarah sebagai seorang “teroris”.

Janazah Reyhan sendiri dikebumikan di kampung halamannya di Purwakarta, Jawa Barat pada hari Rabu (22/5). Saat ini, orang tua Reyhan masih berduka di kampung halamannya.

Reyhan kini telah menjadi salah satu simbol martir dari tragedi hancurnya demokrasi dan keterbukaan di Indonesia yang telah diperjuangkan sejak reformasi 1998. Di mana saat ini, Indonesia telah menjadi negara demokrasi terbesar ke empat di dunia.

Berikut daftar nama korban yang meninggal dunia berdasar data Dinkes DKI Jakarta per Kamis (23/5/2019) pukul 11:00:

  1. Farhan Syafero, pria, 31 th. Alamat: Depok, Jabar. Meninggal di RS Budi Kemuliaan (jenazah dirujuk ke RSCM) – tanggal 22 Mei 2019
  2. M. Reyhan Fajari, pria, 16 th. Alamat: Jl. Petamburan 5, RT 010/05, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meninggal di RSAL Mintoharjo – tanggal 22 Mei 2019
  3. Abdul Ajiz, pria, 27 th. Alamat: Pandeglang, Banten. Meninggal di RS Pelni – tanggal 22 Mei 2019
  4. Bachtiar Alamsyah, pria. Alamat: Batu ceper, Tangerang. Meninggal di RS Pelni –tanggal 22 Mei 2019
  5. Adam Nooryan, pria, 19 th. Alamat: Jl. Sawah Lio II gg 3 no 6A RT 6/1 Jembatan 5, Tambora. Meninggal di RSUD Tarakan – tanggal 22 Mei 2019
  6. Widianto Rizky Ramadan, pria, 17 th. Alamat: Jl. Slipi Kebon Sayur, Kemanggisan, Slipi. Meninggal di RSUD Tarakan
  7. Tanpa Identitas, Pria. Meninggal di RS Dharmais Tanggal 22 Mei 2019
  8. Sandro, pria, 31 th. Meninggal di RSUD Tarakan – tanggal 23 Mei 2019 (pasca perawatan). (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,051